PANGLIMA Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Mulyono meresmikan pembangunan irigasi di Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemarin. Menurutnya, irigasi sepanjang 4.050 meter itu diharapkan mampu menopang program swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang, seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Saluran irigasi itu mampu mengairi 1.600 hektare sawah tadah hujan. "Petani Ciemas akan produktif. Kalau selama ini hanya sekali panen dengan 5 ton per hektare, nanti bisa dua kali panen setahun," ujarnya dalam rangka HUT ke-54 Kostrad di Ciemas. Pembangunan irigasi tersebut merupakan buah kerja sama Kostrad dengan Kementerian Pertanian.
Biaya pembangunan, kata dia, sebesar Rp2,5 miliar. "Rp1,6 miliar dari Kementan," jelasnya. Pembangunanya memakan waktu dua bulan dengan memakai tenaga prajurit Kostrad. Selain untuk meningkatkan produktivitas petani, ia berharap debit air irigasi yang mencapai 500 liter/detik mampu mencegah kekeringan ketika musim kemarau tiba. "Program normaslisasi irigasi ini bisa membantu program ketahanan pangan pemerintah," pungkasnya. Sementara itu, Sekjen Kementan Abdul Majid yang mewakili Menteri Pertanian mengatakan melonjaknya harga beras belakangan ini disebabkan terlambatnya produktivitas petani. Pada Januari lalu, misalnya, produksi beras nasional hanya 1,2 juta ton dari 200 ribu hektare. Pada Februari naik menjadi 4,8 juta ton dari 800 ribu hektare. "Musim tanamnya kan Desember.
Makanya produksinya terlambat dan harga langsung meningkat," ujar Abdul. Ia optimistis Maret ini produksi beras nasional akan mencapai 12 juta ton. Jumlah tersebut merupakan hasil kalkulasi dari 2 juta hektare lahan yang siap panen.
"Maret ini hitungan kami di atas 2 juta hektare bisa panen, dengan 6 ton per hektarnya," jelas dia. Abdul menambahkan program pembangunan irigasi tersebut merupakan implementasi dari memorandum of understanding (MoU) antara pihak Kementan dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), beberapa waktu lalu. Selain membangun saluran irigasi, Kostrad juga mengadakan berbagai kegiatan lain seperti pembangunan rumah penduduk, rumah ibadah, pembagian kursi roda, dan operasi katarak, pengobatan gigi, serta pembagian sembako.
Biaya pembangunan, kata dia, sebesar Rp2,5 miliar. "Rp1,6 miliar dari Kementan," jelasnya. Pembangunanya memakan waktu dua bulan dengan memakai tenaga prajurit Kostrad. Selain untuk meningkatkan produktivitas petani, ia berharap debit air irigasi yang mencapai 500 liter/detik mampu mencegah kekeringan ketika musim kemarau tiba. "Program normaslisasi irigasi ini bisa membantu program ketahanan pangan pemerintah," pungkasnya. Sementara itu, Sekjen Kementan Abdul Majid yang mewakili Menteri Pertanian mengatakan melonjaknya harga beras belakangan ini disebabkan terlambatnya produktivitas petani. Pada Januari lalu, misalnya, produksi beras nasional hanya 1,2 juta ton dari 200 ribu hektare. Pada Februari naik menjadi 4,8 juta ton dari 800 ribu hektare. "Musim tanamnya kan Desember.
Makanya produksinya terlambat dan harga langsung meningkat," ujar Abdul. Ia optimistis Maret ini produksi beras nasional akan mencapai 12 juta ton. Jumlah tersebut merupakan hasil kalkulasi dari 2 juta hektare lahan yang siap panen.
"Maret ini hitungan kami di atas 2 juta hektare bisa panen, dengan 6 ton per hektarnya," jelas dia. Abdul menambahkan program pembangunan irigasi tersebut merupakan implementasi dari memorandum of understanding (MoU) antara pihak Kementan dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), beberapa waktu lalu. Selain membangun saluran irigasi, Kostrad juga mengadakan berbagai kegiatan lain seperti pembangunan rumah penduduk, rumah ibadah, pembagian kursi roda, dan operasi katarak, pengobatan gigi, serta pembagian sembako.