Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bersatu di Bawah Naungan Pancasila

Christian Dior Simbolon
01/6/2017 17:18
Bersatu di Bawah Naungan Pancasila
(MI/Rommy Pujianto)

PERMASALAHAN yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks di era globalisasi seperti sekarang ini. Tanpa persatuan di bawah naungan Pancasila, sulit bagi bangsa Indonesia bisa menjaga kohesivitas dan melanjutkan gerak maju pembangunan.

Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat memimpin upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Kantor Kemdagri, Jakarta, Kamis (1/6).

"Kalau sila-sila Pancasila ini kita ambil intinya, saya yakin bangsa Indonesia akan utuh, kokoh dalam membangun bangsa ke depan. Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika adalah bagian yang tak terpisahkan dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Menurut Tjahjo, saat ini terdapat sejumlah persoalan besar yang mengancam bangsa Indonesia, di antaranya masalah terorisme dan radikalisme, kesenjangan sosial, korupsi, narkoba dan kesenjangan sosial yang masih lebar. "Itu akar permasalahan kenapa bangsa ini sulit untuk mempercepat proses menuju persatuan dan kesatuan," imbuhnya.

Namun demikian, menurut Tjahjo, Indonesia beruntung memiliki Pancasila sebagai salah satu pilar bangsa. Di bawah Pancasila sebagai ideologi bangsa, Indonesia bisa tetap bertahan meskipun terdiri dari beragam suku, ras dan agama.

Karena itu, lanjut dia, segenap elemen bangsa harus bersatu melawan pihak-pihak yang berupaya menegasikan Pancasila dan mengganti ideologi bangsa. Ia pun menghimbau semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama merawat dan merevitalisasi nilai-nilai Pancasila

"Tidak hanya pada TNI, Polri, tokoh agama, tokoh adat, perguruan tinggi. Seluruh masyarakat harus berani menemukan sikap, siapa kawan dan siapa lawan. Baik pada perorangan, kelompok, golongan yang anti-Pancasila, yang ingin mengubah Pancasila, dan yang ingin mengubah NKRI," ujarnya. E-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya