Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN Joko Widodo menginstruksikan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku serangan bom dan mengejar hingga ke akarnya. Masyarakat juga diminta tetap tenang sementara pihak kepolisian menjalankan tugas.
"Ini sudah keterlaluan! Tukang ojek menjadi korban, sopir angkot menjadi korban, penjual lapak kelontong menjadi korban, polisi juga menjadi korban," ucap Presiden di kediaman pribadinya di Solo sebelum kembali ke Jakarta, kemarin (Kamis, 25/5).
Jokowi juga menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada para korban dan meminta masyarakat tetap menjaga persatuan dan ketenangan selama Ramadan. Peristiwa bom Kampung Melayu membuat Jokowi mempercepat kunjungan kerja ke Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Presiden langsung menggelar rapat singkat di Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sesaat setelah tiba dari Solo pukul 20.15 WIB, kemarin. Mereka yang hadir antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Kepala BNPT Suhardi Alius, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, dan Wakapolri Komjen Syafruddin.
Setelah 20 menit rapat berlangsung, Presiden dan Wapres langsung menuju RS Polri Kramat Jati untuk menjenguk korban ledakan. Selanjutnya Jokowi dan Kalla melihat lokasi ledakan.
Secara terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan ada kemiripan antara bom Kampung Melayu dan bom panci di Taman Pandawa, Bandung, akhir Februari silam. Kedua terduga pelaku diduga berkaitan dengan kelompok Islamic State.
Sementara itu, Densus 88 Anti-teror menggeledah rumah kontrakan di Cibangkong, Kota Bandung. Penggeledahan itu terkait dengan INS yang diduga pelaku bom Kampung Melayu. (Pol/Nic/DG/Ant/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved