Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

LGCG Jadi Tumpuan Penjualan

Iqbal Musyaffa
29/9/2016 00:45
LGCG Jadi Tumpuan Penjualan
(MI/RAMDANI)

AWAL kemunculan mobil kelas low cost green car (LCGC), atau yang biasa disebut mobil murah ramah lingkungan, pada penghujung 2013 menuai kontroversi. Justru kini LCGC menjadi tumpuan penjualan di tengah kondisi pasar otomotif yang masih lesu. Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Kukuh Kumara yang menyebutkan dalam waktu singkat mobil LCGC secara keseluruhan telah memiliki porsi penjualan hingga 17% dari total penjualan mobil seluruh segmen pada tahun lalu. "LCGC punya peran signifikan. Bahkan untuk tahun ini sampai Agustus sudah mendekati 18%," ujarnya ketika dihubungi, Selasa (27/9). Hal itu, menurutnya, tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang masih lesu di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. "Mungkin masyarakat mampunya beli mobil dengan harga yang cocok untuk kelas LCGC. Mobil LCGC juga banyak dibutuhkan masyarakat." Untuk penjualan mobil pada tahun ini, jelasnya, Gaikindo tidak melakukan koreksi target dengan tetap berada di angka 1,05 juta unit. "Hingga saat ini total penjualan mobil sudah hampir 700 ribu unit. Dari total 1,05 juta unit hingga akhir tahun nanti perkiraan kami 18%-19% akan diisi kelas LCGC." Penyebaran mobil LCGC pun masih banyak terkonsentrasi di Jawa untuk beberapa tipe kendaraan. APM produsen LCGC mulai menyasar wilayah luar Jawa pada tahun depan sebagaimana yang disampaikan Kepala Divisi Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy. Setelah Toyota meluncurkan produk LCGC terbaru di segmen MPV, Calya membuat penjualan mobil LCGC Toyota melonjak pesat. Sebelumnya, Toyota hanya memiliki Agya di kelas hatchback dengan penjualan rata-rata 4.000-5.000 per bulan. "Kehadiran Calya menjadi penopang penjualan kami. Penjualan Calya rata-rata 8.000 per bulan jadi total LCGC kami memiliki porsi sekitar 30% dari total penjualan kami seluruhnya di angka 30 ribu-36 ribu unit per bulan." Penjualan Calya, menurutnya, melampaui perkiraan sejak awal peluncurannya pada Agustus lalu. Awalnya, Toyota hanya menargetkan penjualan 7.000-8.000 unit. "Tetapi hingga 10 September SPK (surat pemesanan kendaraan) Calya sudah mencapai 21 ribu unit. Sangat melebihi target. Mungkin ini karena produk baru dan memang dibutuhkan masyarakat." Keberadaan Calya, menurut dia, bukan menjadi pesaing untuk Agya di kelas LCGC milik Toyota. "Justru berperan meningkatkan penjualan LCGC Toyota karena kedua mobil tersebut berada di segmen yang berbeda."

Kontribusi terbesar
Di sisi lain, Marketing and Customer Relations Division Head of Astra International-Daihatsu Sales Operation Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, sejak diluncurkan pada Agustus lalu hingga 25 September 2016, mobil LCGC Daihatsu Sigra sudah mencapai total pemesanan di angka 14.500 unit. "Pada Agustus lalu Sigra yang terjual sebanyak 3.800 unit dan pada September hingga tanggal 26 sudah terjual 3.418 unit," urainya. Hendrayadi menambahkan, Daihatsu tetap optimistis Sigra dapat memenuhi target rata-rata penjualan 3.000 unit/bulan. Kemudian penjualan untuk produk LCGC Daihatsu lainnya, yaitu Ayla, sejak awal hingga Agustus telah mencapai sebanyak 22.792 unit dan memberikan kontribusi penjualan terbesar kedua di Daihatsu setelah Sigra. "Setelah Sigra diluncurkan, penjualan Ayla masih cukup baik dan masih normal." Datsun sebagai produsen mobil LCGC dengan dua produk andalan, Go dan Go Plus, juga memiliki penjualan yang relatif baik. Pada tahun fiskal April 2016 hingga Agustus sudah terjual hingga 15 ribu unit untuk kedua mobil tersebut. "Market share kami sekitar 16% dari total keseluruhan produk LCGC yang terjual," ujar Head of Datsun Indonesia Indriani Hadiwidjaja. Menurutnya, semakin banyak produk LCGC yang diproduksi para produsen mobil di Indonesia, justru semakin bagus untuk konsumen karena semakin banyak pilihan dan mereka bisa membandingkan sebelum membeli. "Dengan begitu, kami tidak boleh lengah dan pastinya akan melakukan gebrakan lainnya untuk bersaing di kelas ini." Salah satu gebrakannya ialah menghadirkan Go Plus dan Go dengan beberapa pembaruan yang mulai didistribusikan pada Oktober mendatang. "Perubahannya tidak terlalu besar, tapi kami harapkan dapat mempertahankan penjualan dan bahkan meningkat." Hingga akhir tahun fiskal atau di Maret 2017, Indri menargetkan minimal Datsun dapat memperoleh penjualan sama seperti pada April 2015-Maret 2016, yaitu total sekitar 31 ribu unit. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya