Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEPERTI halnya kondisi pasar otomotif yang masih belum tumbuh signifikan, penjualan kendaraan niaga pun masih maksimal.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan niaga kuartal I tahun ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun lalu,
Pada jenis pikap, misalnya total penjualan di kuartal I tahun ini hanya sebanyak 41.286 unit. Jumlah itu masih lebih rendah daripada periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 57.222 unit.
Kondisi serupa juga terjadi pada penjualan truk dan bus yang masih belum optimal dengan penjualan sebanyak 17.097 unit. Di kuartal I tahun lalu penjualannya sebanyaknya 24.654 unit.
Untuk kendaraan jenis minibus dan mikrobus, penjualannya sedikit lebih baik, yakni sebanyak 4.899 unit. Pada kuartal yang sama tahun lalu penjualannya sebanyak 4.881 unit.
Nelangsanya penjualan kendaraan komersial juga dirasakan PT Isuzu Astra Motor Indonesia. Menurut Vice President Director of PT Isuzu Astra Motor Indonesia Ernando Demily, kelesuan penjualan kendaraan niaga itu terjadi lantaran situasi ekonomi dunia yang masih stagnan.
Hal itu pula berimbas pada kondisi ekonomi Indonesia. “Selama pertumbuhan ekonomi kita belum menembus angka 5%, market-nya pun masih tertekan,” ujar Ernando saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Rabu (11/5).
Untuk penjualan kuartal pertama tahun ini hanya terjual 3.906 unit kendaraan niaga. Sebaliknya pada kuartal pertama tahun lalu, penjualan mencapai 6.048 unit.
Kondisi serupa juga dialami produsen lain, Mitsubishi. Marketing Director of Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation of PT Krama Yudha Tiga Berlian, Duljatmono, mengatakan meskipun sudah berjalan, pembangunan infrastruktur masih belum sepenuhnya berdampak terhadap penjualan kendaraan niaga. “Memang belum berdampak karena ini masih di awal pembangunan infrastruktur.
Semoga di kuartal kedua nanti ada perbaikan meskipun sepertinya masih akan stagnan,” harapnya.
Pembangunan infrastruktur yang kini tengah dilakukan Indonesia, lanjut Ernando, merupakan langkah yang tepat. Hal itu berdasarkan pada pengalaman di negara maju. “Pembangunan infrastruktur merupakan pembuluh darah untuk menggerakkan urat nadi berupa pertumbuhan perekonomian. Saat ini ongkos logistik di Indonesia masih sangat tinggi sehingga kekompetitifan kita rendah,” jelasnya.
Ketika infrastruktur mulai dibangun serius, sambungnya, pertumbuhan ekonomi akan mengikuti. “Ketika pertumbuhan ekonomi mulai membaik, biasanya yang pertama menikmati hasilnya ialah produsen kendaraan niaga. Oleh karena itu, kita mulai mempersiapkan sehingga ketika perekonomian membaik, kita sudah siap dan Indonesia sudah di arah yang benar.”
Hal itu diakui President Director of PT Isuzu Astra Motor Indonesia Keiji Takeda. “Pembangunan infrastruktur ini akan berdampak positif pada distribusi dan logistik sehingga penjualan kendaraan akan berdampak positif pula.”
Produk baru
Meskipun penjualan lesu, hal itu tidak membuat produsen kendaraan niaga berpangku tangan. Di tengah kelesuan, Isuzu justru meluncurkan produk komersial baru, yaitu Isuzu Elf NMR 71, sebagai generasi baru truk ringan di Indonesia.
“Kelesuan kondisi ekonomi bukan menjadi penghalang untuk meluncurkan produk baru. Yang terpenting adalah bagaimana strategi dan pemetaan pemasaran dari produk tersebut,” ujarnya.
Produk baru itu memiliki empat varian, yaitu Isuzu Elf NMR 71, Isuzu Elf NMR 71L, Isuzu Elf NMR 71 HD 5.8, dan Isuzu Elf NMR 71 HD 6.1. “Dengan keempat varian ini, diharapkan, Isuzu Elf bisa memenuhi kebutuhan konsumen dalam segala jenis segmen bisnis untuk area perkotaan ataupun area sulit dan terjal,” urai Ernando.
Kandungan lokal pada produksi Isuzu Elf NMR 71 sebanyak 43%, sedangkan pada Elf NMR 71 HD 42%. “Kita targetkan pada 2018 akan naik menjadi 55%. Akan kami usahakan untuk mencapai hal tersebut,” ujarnya.
Kapasitas produksi kendaraan niaga milik Isuzu 52 ribu unit per tahun dan untuk Elf NMR 71 sebanyak 5.500 unit pada tahun ini.
“Spesifikasi produk ini memang dirancang sangat berbeda karena dibuat khusus untuk kebutuhan dan kondisi yang cocok di Indonesia sehingga diharapkan target market share untuk jenis truk ringan naik dari 19% menjadi 19,5%,” pungkasnya. (S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved