Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PANDEMI covid-19 telah berlangsung lebih dari dua tahun. Virus korona ini diyakini berbahaya bagi siapa saja, dari orang dewasa, anak-anak, hingga warga lansia untuk terinfeksi covid-19. Manusia mulai beradaptasi bersiap diri hidup berdampingan dengan covid-19.
Mewujudkan bumi yang sehat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rangka merayakan Hari Kesehatan Dunia, 7 April, tahun ini mengusung tema Our planet, our health. WHO mengajak seluruh negara dan masyarakat dunia untuk mewujudkan bumi yang sehat agar kita sehat. Lalu, langkah apa yang harus dilakukan?
Pertama, covid-19 telah mengambil begitu banyak dari kehidupan kota dan kita. Penyebaran penularan covid-19 dan varian barunya menyadarkan kita bahwa bisa jadi virus itu tidak akan pernah benar-benar hilang. Bumi, kota, dan kita harus beradaptasi melakukan antisipasi dan memitigasi terhadap ancaman pandemi kesehatan di masa depan.
Pandemi covid-19 telah mendekatkan kita kepada keadaban kehidupan, menggenggam harapan, serta mempertebal iman dan keyakinan keagamaan. Kita bersatu hati mengatasi kesulitan pandemi secara bersama. Kota membutuhkan paradigma baru untuk merencanakan, merancang, membangun, mengelola, dan mengevaluasi kota yang lebih sehat dan tanggap terhadap bencana/pandemi.
Kedua, ketahanan kota sehat ialah kapasitas individu, komunitas/masyarakat, dan sistem untuk beradaptasi, bertahan (penyintas), serta segera pulih mengatasi tekanan dan kepanikan ketika terjadi bencana/pandemi. Kota cepat bangkit bertransformasi memulihkan diri dan lingkungan ketika kondisi sudah memungkinkan.
Kota harus mampu mengenali, memahami, dan merespons cepat ancaman bencana/pandemi secara sistematis, inklusif, dan fokus dalam penanganannya. Kota harus menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal dan bekerja di kota.
Sistem sosial dan finansial mampu membuat penduduk perkotaan hidup damai sejahtera dan bertindak kolektif. Sistem ruang kehidupan kota memberikan layanan kesehatan terbaik, melindungi dan menghubungkan warga perkotaan. Strategi kepemimpinan harus transparan/terinformasi, inklusif, terintegrasi, jelas, dan tegas dalam membuat kebijakan kota.
Ketiga, kesehatan manusia tidak selamanya berada dalam kondisi optimal karena fluktuasi lingkungan. Upaya menjaga kesehatan tubuh pun menjadi sangat penting. Masyarakat dapat menerapkan pola makan gizi seimbang dengan makan beraneka ragam pangan yang mengandung karbohidrat (pangan pokok), protein (lauk-pauk), serta vitamin dan mineral (sayur dan buah). Selain itu, ditunjang dengan melakukan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari untuk menjaga kebugaran tubuh.
Setiap orang harus membangun sistem kekebalan tubuh, baik secara individu maupun komunal. Pola hidup bersih dan sehat di perkotaan harus menjadi budaya baru hidup masyarakat untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Mereka dapat meningkatkan aktivitas fisik, edukasi dan perilaku hidup sehat, mengonsumsi pangan sehat dan bergizi, mencegah dan mendeteksi dini berbagai penyakit, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Sikap riang gembira, bersyukur, bahagia, dan optimistis dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Keempat, pascapandemi, setiap fasilitas kesehatan (rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik kesehatan, apotik, laboratorium kesehatan) dituntut bekerja efektif efisien, komunikasi santun dan bisa menghargai pasien, keterjangkauan, transparan, menarik dan menyenangkan, serta menjamin keselamatan pasien dan terakreditasi.
Menurut WHO, ada delapan dimensi kualitas fasilitas Kesehatan, yaitu aksesibilitas, efektivitas, efisien, keamanan dan keselamatan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan (saat dan pascaperawatan), kompetensi teknis, serta memenuhi hak asasi manusia. Kapasitas dan kompetensi yang tinggi didukung peralatan lengkap; tenaga medis andal, perhatian, dan santun; akan menimbulkan rasa suka, hormat, dan kepercayaan dari masyarakat.
Kelima, untuk mewujudkan udara sehat, pemerintah harus mengembangkan transportasi massal ramah lingkungan terintegrasi, membatasi penggunaan dan pergerakan kendaraan pribadi. Menyediakan trotoar dan jalur sepeda, membangun kawasan permukiman terpadu, serta memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota.
Untuk penyediaan air bersih, pemerintah harus mempercepat pembangunan jaringan perpipaan sistem penyediaan air minum, instalasi pengolahan air limbah domestik, serta menerapkan zona bebas air tanah. Selain itu, harus terjamin kuantitas, kualitas, dan kontinuitasnya. Upaya pelestarian dan perlindungan sumber air baku harus dilakukan sejak dari hulu (hutan lindung mata air pegunungan), melewati kawasan perkotaan (hutan situ/danau/embung/waduk, jalur hijau sungai), hingga ke hilir laut (hutan pantai/mangrove).
Di Hari Kesehatan Dunia, WHO mengajak kita membayangkan sebuah dunia yang sehat, yakni udara segar, air bersih, dan pangan tersedia untuk semua. Kegiatan perekonomian fokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kota yang layak huni dan masyarakat dapat menjaga kesehatannya dan kesehatan planet bumi. Semoga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved