Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Membangun Industri Berbasis Teknologi Hijau

Agus Sugiarto Kepala Departemen di OJK
18/11/2021 05:00
Membangun Industri Berbasis Teknologi Hijau
(MI/Seno)

BARU saja Climate Change Conference ke-26 (COP-26) yang diprakarsai oleh PBB selesai dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia. Salah satu rekomendasi dari konferensi yang terkait dengan perubahan iklim tersebut ialah bagaimana kita bisa menjaga agar langit di atas Bumi kita tetap berwarna biru. Dalam arti, pemakaian teknologi ataupun kegiatan usaha di berbagai sektor dan industri sedapat mungkin mengurangi dampak emisi karbon.

Rekomendasi tersebut sangat mulia untuk menyelamatkan planet Bumi beserta manusia penghuninya ini dari kehancuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Oleh karena itu, target untuk mencapai zero carbon emission pada tahun 2050 yang dicanangkan dalam COP-26, tentunya tidak bisa dilakukan begitu saja, tanpa adanya strategi dan upaya-upaya bersama dari semua negara di dunia.

Pemerintah di semua negara harus memiliki komitmen yang kuat dan serius untuk mencegah agar iklim Bumi tidak semakin memanas. Munculnya kesepakatan global untuk membatasi kenaikan suhu Bumi maksimum 1,5 derajat Celsius merupakan suatu langkah yang tepat guna mendukung kehidupan manusia yang berkesinambungan di masa yang akan datang.

Dengan membatasi kenaikan suhu Bumi maksimum 1,5 derajat Celsius, dampaknya akan menyelamatkan sekitar 420 juta manusia dari ancaman gelombang panas ekstrem. Pembatasan suhu bumi tersebut juga akan mengurangi potensi kenaikan permukaan air laut menjadi 0,1 meter pada tahun 2100 nanti sehingga mampu menyelamatkan manusia, beserta ekosistem yang hidup di dalamnya. Di samping itu, beberapa jenis spesies makhluk hidup yang ada di bumi juga akan musnah dan menghilang, yang merupakan bagian dari ekosistem kehidupan manusia apabila tidak ada upaya untuk menekan kenaikan suhu bumi.

Oleh sebab itu, upaya untuk mengurangi dampak iklim yang bisa mengancam kehidupan manusia tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga para pelaku usaha atau korporasi. Korporasi memiliki peran penting, dalam mewjudkan zero carbon emission. Mengingat, merekalah yang menjadi pemain besar yang menghasilkan berbagai limbah industri, yang memiliki dampak langsung terhadap perubahan iklim dan kelestarian lingkungan.

 

Konsep industri hijau

Menurut the United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), industri yang berbasis teknologi hijau, dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi atau industri dengan mengurangi penggunaan sumber daya yang berlebihan, dan menimbulkan dampak polusi yang besar.

Sangat jelas di sini, bahwa industri hijau merupakan industri yang ramah lingkungan, yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang tidak merusak lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan mulia dimaksud, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pertama, dengan menerapkan circular economy atau ekonomi sirkular, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada selama mungkin. Caranya, dengan melakukan daur ulang dari barang-barang bekas pakai menjadi suatu produk baru (recycle dan reuse).

Kedua, dengan menerapkan cleaner production atau juga dikenal dengan istilah pollution prevention. Artinya, kegiatan usaha dari suatu korporasi dapat memaksimalkan produk yang berkualitas dengan meminimalisasi sisa-sisa limbah produksi dan dampak dari emisi karbon yang ditimbulkan.

Ketiga, dengan melakukan industrial symbiosis, yaitu sisa-sisa limbah, dari suatu proses produksi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan barang lainnya.

 

Keuntungan industri hijau

Munculnya industri hijau merupakan suatu terobosan guna menyeimbangkan kesejahteraan masyarakat saat ini dengan kesejahteraan generasi manusia berikutnya. Sumber daya alam sangat terbatas dan tidak bisa diproduksi lagi apabila habis ataupun direhabilitasi lagi apabila rusak. Sementara itu, jumlah manusia akan terus bertambah dan membutuhkan sumber daya alam untuk mendukung kehidupan mereka.

Dengan demikian, kehadiran industri hijau diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dan keuntungan bagi umat manusia, baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan hidup. Dari aspek ekonomi, ada beberapa keuntungan dengan adanya industri hijau tersebut. Pertama, dapat menghemat biaya untuk mengolah pembuangan limbah sisa-sisa produksi sehingga akan mengurangi biaya produksi.

Kedua, mengurangi biaya pemakaian energi sebagai akibat dari transisi pemakaian energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan (renewable energy).

Ketiga, mengurangi biaya kesehatan yang harus dikeluarkan pemerintah dan korporasi karena semakin berkurangnya dampak polusi yang dihasilkan dari industri hijau.

Keempat, mendorong inovasi yang berkelanjutan di bidang teknologi hijau atau energi baru terbarukan. Adapun dari aspek lingkungan hidup, berkembangnya industri yang berbasis teknologi hijau juga memiliki beberapa manfaat besar. Pertama, menciptakan keluarga dan lingkungan sehat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah industri, yang selama ini sangat terekspos dengan berbagai dampak pencemaran lingkungan. Kedua, memperbaiki kualitas hidup manusia, baik untuk generasi yang ada sekarang maupun untuk generasi yang akan datang.

 

Tantangan yang dihadapi

Menciptakan industri berbasis teknologi hijau bukanlah sesuatu yang mudah dan cepat dilaksanakan oleh semua negara. Ada beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam penerapan industri yang berbasis teknologi hijau itu. Pertama, masih terbatasnya infrastruktur teknologi hijau yang diadopsi oleh para pelaku usaha di berbagai industri. Kita bisa melihat sendiri bagaimana transisi dari energi yang berbasis fosil ke arah renewable energy, seperti tenaga matahari, angin, gelombang, dan lain-lain, masih belum berjalan mulus.

Kedua, ongkos transisi dari industri yang berbasis energi fosil menjadi industri yang berbasis energi baru terbarukan sangat mahal sehingga perlu dilakukan dukungan pembiayaan dan insentif dari pemerintah.

Ketiga, perlunya kemauan politik dan komitmen yang kuat, baik dari sisi pemerintah, pengusaha dan masyarakat mengenai pentingnya industri hijau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Keempat, belum semua negara mempunyai strategi jangka panjang dengan rencana kegiatan yang jelas dan terukur dalam rangka menciptakan industri yang berbasis teknologi hijau.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya