Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kursus untuk Kesejahteraan Masyarakat, Mungkinkah?

Faizi Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
12/11/2021 05:00
Kursus untuk Kesejahteraan Masyarakat, Mungkinkah?
(MI/Seno)

INDONESIA berada pada peringkat lima besar populasi terbesar dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India, dengan tingkat populasi sebanyak lebih dari 250 juta jiwa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Banyaknya populasi di Indonesia menimbulkan berbagai macam masalah, baik sosial, pendidikan, kriminalitas, lingkungan, kesejahteraan penduduk, maupun ekonomi.

Salah satu masalah yang hingga saat ini sangat serius dan bahkan kronis ialah ekonomi. Ditambah lagi, dengan adanya pandemi covid-19 yang kian memperburuk kondisi perekonomian negara. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat, banyaknya populasi, serta tidak diiringi dengan lapangan kerja yang luas, menjadi problematik tersendiri, khususnya di level masyarakat menengah ke bawah.

Meski pemerintah telah memperluas lapangan pekerjaan, apabila kebutuhan hidup semakin meningkat dan harga kian membubung tinggi, upah atau gaji para pekerja hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada peningkatan ekonomi. Hal ini mengakibatkan adanya ketimpangan ekonomi dalam masyarakat sehingga muncul kelas-kelas masyarakat yang berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah.

Populasi penduduk Indonesia pada saat ini, mayoritas ialah usia-usia muda yang akan beralih menjadi usia produktif. Itu artinya, Indonesia ke depannya akan mengalami yang namanya bonus demografi. Artinya, usia sekitar 15-64 akan lebih banyak mendominasi populasi Indonesia daripada usia 0-14 atau usia 64 ke atas.

Menurut data dari Bappenas, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030, dengan dominasi usia produktif sekitar 64% dari total jumlah penduduk sekitar 297 juta jiwa pada tahun tersebut. Jadi, bisa dikatakan pada 2030 Indonesia memiliki banyak penduduk yang siap untuk bekerja dan jelas memiliki dampak positif terhadap kemajuan negara. Tingkat usia produktif yang mendominasi serta angka kelahiran lebih tinggi dari angka kematian, dalam arti bahwa angka harapan hidup di Indonesia semakin meningkat. Indonesia telah masuk periode bonus demografi (2020-2030).

Kejadian luar biasa berupa pandemi covid-19, pada awal 2020 menjadi hambatan yang cukup besar bagi Indonesia dalam mempersiapkan generasinya dalam menghadapi bonus demografi. Akibatnya, banyak pelaku usaha yang gulung tikar, pemutusan hubungan kerja, serta pengangguran akibat dibatasinya kegiatan masyarakat. Hal-hal semacam ini sangat memengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan dan jatuh ke dalam jurang resesi, atau mudahnya perekonomian Indonesia jatuh dan terpuruk.

Kendati begitu, persiapan demi persiapan mulai dilakukan pemerintah, baik membuka pintu investasi, perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan usaha kecil menengah, maupun kursus-kursus keterampilan untuk masyarakat mulai aktif kembali serta Indonesia mulai bangkit dan benar-benar serius menghadapi bonus demografi dengan kepala tegak dan optimistis.

 

Ayo Kursus ala Kemendikbud-Ristek

Usia-usia produktif saat ini yang telah siap untuk bekerja membangun perekonomian melalui berbagai upaya, salah satunya memperkuat keterampilan personal, bahkan pemuda di sebagian daerah mulai memiliki langkah dalam membantu membangkitkan perekonomian Indonesia.

Usaha-usaha kreatif dan perusahaan rintisan atau startup banyak bermunculan dan usaha-usaha itu diinisiasi para pemuda.

Dalam rangka mengimbangi kecenderungan di atas, kursus dan jenis pelatihan lainnya yang diorientasikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan. Walaupun ada pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan pemerintah dalam upaya mengurangi dampak pandemi, para pelaku usaha kreatif tak kehilangan akal. Mereka bergerak di dunia sosial digital yang tak perlu bertemu langsung untuk bertransaksi.

Adanya teknologi informasi semacam itu, jelas mempermudah para pelaku usaha kreatif untuk membangun dan merintis usahanya, meski dengan modal yang tidak cukup besar, nyatanya bisa.

Berkat kemajuan teknologi dan informasi, munculnya toko-toko dan perusahaan startup berbasis online membuat tingkat pengangguran berkurang serta usia-usia produktif tidak sia-sia.

Pemerintah juga melihat peluang ini sebagai cara baru agar bonus demografi 10 tahun ke depan bisa dimaksimalkan. Adanya kursus kepelatihan startup, kepelatihan penggunaan sosial digital yang digalakkan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud-Ristek melalui program Ayo Kursus menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah ekonomi.

Di era pandemi seperti ini, tingginya gaji tidaklah begitu penting bagi masyarakat. Asalkan dia memiliki pekerjaan jelas sudah bisa dikatakan memiliki status sosial di lingkungan masyarakat. Berapa pun upah yang didapat, ialah nomor dua bagi masyarakat pada saat ini. Yang terpenting ketika seorang individu memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat membantu lingkungan sekitarnya, itu dapat mengangkat status sosial individu tersebut di mata masyarakat.

Usaha kreatif ialah solusi bagi masyarakat pada saat ini, justru ketika lapangan pekerjaan semakin sempit serta jumlah pengangguran kian meningkat. Adanya usaha kreatif bisa menjadi salah satu cara memperluas lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada.

Dengan begitu, pemerintah perlu lebih fokus untuk pengembangan usaha kreatif, dengan menggalakkan program-program kursus, untuk peningkatan skill dan keterampilan personal yang pada akhirnya mendorong perekonomian negara.

Pemerintah juga seharusnya mendorong masyarakat menengah ke bawah untuk ikut berpartisipasi aktif dalam membangun usaha kreatif dan pelibatan dalam kursus-kursus skill, mengingat masyarakat menengah ke bawah masih mendominasi di Indonesia.

Pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan lembaga atau pihak-pihak terkait dalam rangka menjembatani kepentingan negara dengan kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan dalam 10 tahun kemudian, Indonesia benar-benar meraih bonus demografi yang diharapkan dan menjadi angin segar bagi cita-cita Indonesia, yakni 2045 Indonesia emas.

Pendek kata, melalui upaya semacam ini, usaha kreatif kita diharapkan bisa optimistis dan tegak lurus bertarung di pasar nasional ataupun internasional, yang pada akhirnya akan memiliki dampak positif terhadap ekonomi makro masyarakat. Pada akhirnya, percepatan ekonomi kian melesat, kebutuhan-kebutuhan harian masyarakat terpenuhi. Maka, wajah kesejahteraan sosial ekonomi Indonesia secara mikro ataupun makro akan menjadi cerah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik