Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
SIAPA sangka sebuah perguruan tinggi swasta di wilayah Aceh Utara pada awal 2000 menjadi titik penting penyelesaian konfl ik Aceh? Kampus yang didirikan Pemerintah Aceh Utara melalui Surat Keputusan Bupati II Aceh Utara No 01/TH/1969 tanggal 12 Juni 1969 yang bermula dari Akademi Ilmu Agama (AIA) dengan hanya memiliki satu jurusan telah
menjadi sebuah perguruan tinggi yang disegani di wilayah Sumatra pada khususnya dan nasional pada umumnya.
Saat ini program studi (prodi) yang dimiliki mencapai 46 dengan 10 program studi magister dan program doktoral (dalam proses). Pada 12 Juni 1969 menjadi penanda kelahiran Universitas Malikussaleh (Unimal) dan kini berusia 52 tahun.
Saat 30 tahun kemudian di tengah gemuruh konflik yang menderu-deru dan di tengah terungkapnya kejahatan kemanusiaan di masa Daerah Operasi Militer (DOM) Orde Baru, kampus swasta ini didorong sebagai salah satu paket rekonsiliasi pemerintah RI dalam penyelesaian konfl ik Aceh. Dengan skenario singkat, Unimal akhirnya menjadi
perguruan tinggi negeri berdasarkan Keppres No 95 Tahun 2001 yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia Hj Megawati Soekarnoputri pada 1 Agustus 2001.
Peresmian kemudian dilakukan Megawati Soekarnoputri di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada 8 September 2001. Ratusan ribu masyarakat Aceh menjadi
saksi peresmian tersebut yang menjadi tonggak sejarah untuk menciptakan keadilan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Aceh.
Peran kultural dan rekonsiliasi Apa yang dilakukan Megawati ketika sebagai wakil presiden atau presiden ialah ekseminasi intelektual yang dilakukan penguasa untuk mengambil peran kultural dan rekonsiliasi. Tidak ada yang bisa menerjemahkan panjang lebar tentang apa yang terjadi saat itu di Aceh akan berperan dalam penyembuhan konfl ik. Bagi yang masih mengingat sejarah awal Reformasi, ketika bangsa Indonesa sedang melakukan penataan pelembagaan negara yang demokratis, pro-HAM, dan anti-KKN, di Aceh sedang bergemuruh wacana referendum dan merdeka.
Isu merdeka digaungkan kelompok Gerakan Aceh Merdeka(GAM). Namun, yang lebihmenggema ialah isu referendummenarik wacana pada lembagainternasional karena dianggap sebagai hak penentuan sendiri(self-determination), seperti lazimdiminta daerah-daerah yangmengalami diskriminasi, alienasi,dan isolasi pembangunandari ‘negara induk’.Hadirnya Unimal sebagaikampus negeri ‘saat itu’ belummampu menyaingi wacana referendumdan merdeka. Namun,secara perlahan, keberadaanUnimal sebagai PTN ikut menjadi‘pandemi’ bagi beberapa PTS laindi Aceh untuk minta dinegerikan,seperti Universitas Teuku Umar,Universitas Samudera, STAISAl Zawiyah Langsa, dan STAIS Malikussaleh.
Waktu akhirnya membentuk sendiri sejarahnya. Kampus yang mengambil nama besar sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai pada 1267 itu mewarisi sifat kepeloporan,
kedinamisan, dan patriotisme sejati. Kerajaan ini juga diingat sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara dan menjadi pusat pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan ternama dalam pengembangan ilmu keislaman, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
Memang saat ini Unimal belum cukup tepat dianggap sebagai ikon peradaban pengetahuan yang tangguh di Nusantara. Namun, secara perlahan telah memperbaiki mutu akreditasi
dan ranking nasional. Ranking terakhir Webometrics Rank 2021, Unimal pada urutan 40 nasional dan 8 tertinggi se-Sumatra serta 10 di luar pulau Jawa. Prestasi ini harus diukur dari sejarah penegeriannya jika dibandingkan dengan kampus-kampus lain yang lebih mapan.
Kiprah Megawati Soekarnoputri
Kembali pada peran Megawati Soekarnoputri pada 20 tahun lalu dalam menegerikan Unimal terasa sebagai rautan politik penting. Seperti yang diakui sendiri oleh Megawati dan dituliskan di dalam pidato pengukuhan guru besar di Universitas Pertahanan pada 11 Juni 2021, bahwa di masa sempit dan di tengah krisis multidimensi pasca-Orde Baru, ia harus mengambil kebijakan strategis di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, dan lingkungan. Semua itu harus dengan landasan pemikiran yang inovatif melalui berbagai upaya dialog, perundingan, pembuatan program, dan pengesahan peraturan perundang-undangan. Tidak semua berumur produktif, tapi jalan pendidikan terlihat terus gembur dan subur sebagai
bagian dari proyek pencerdasan bangsa.
Inilah ‘jalan ketiga’ yang disebutkan Cornelis Lay dalam pidato pengukuhan guru besarnya, bahwa Megawati melakukan tindakan konvergentif antara menjalankan peran kekuasaan
dan menyelamatkan kemanusiaan. Pilihan seperti itu diperlukan sikap sadar dan tidak normatif, harus dilakukan secara cepat dan tepat. Karena jika tidak, peran waktu akan
menghukum ket e r l a m b a t a n dan keragu-raguan pemimpin terkait tanggu n g j a w a b pada bangsanya.
Tindakan tepat yang dilakukan Megawati dengan menegerikan Unimal membawa pencerahan bagi anak-anak muda Aceh dan generasi penerus bangsa dari pelosok negeri. Saat
ini, Unimal memiliki mahasiswa lebih dari 22 ribu dengan 50% mahasiswanya mendapatkan beasiswa pemerintah atau biaya kuliah yang murah.Ribuan generasi mengecap pendidikan di tanah Aceh ini, dari Wamena, Sorong, Ambon, Pulau Rote, hingga Pakpak Bharat, dan anak-anak TKI. Akhirnya citacita 20 tahun yang lalu bahwa Unimal menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia mulai terbukti.
Sebagai anak bangsa, kita diwajibkan bersyukur dan mengingat warisan yang telah diberikan oleh pemimpin. Atas nama seluruh sivitas akademika, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof Dr (HC) Hj Megawati Soekarnoputri. Pencerahan ini bukan saja untuk Unimal, melainkan juga untuk seluruh blok sejarah yang telah mengabdikan dirinya bagi pengembangan pengajaran, pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara sabar dan diam. Bagi Unimal, Megawati ikut mendorong aura kemajuan pada perguruan tinggi negeri yang telah menabalkan dirinya sebagai kampus inklusif dan properubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved