Skenario Indonesia 2045

Panutan S Sulendrakusuma Taprof Bidang Ekonomi Lemhannas RI
04/2/2016 00:00
Skenario Indonesia 2045
(Ilustrasi)

NKRI akan berulang tahun yang ke-100 pada 2045. Bagaimanakah kondisi NKRI pada saat itu? Apakah peluang dan tantangan yang dihadapi pada saat itu? Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dapat diketahui, apakah kita dapat memengaruhi dan membentuk masa depan tersebut? Jawaban atas pertanyaan itu dapat diperoleh dengan menerapkan metode skenario transformatif. Metode itu pertama kali digunakan di Afrika Selatan pada 1991-1992 akibat perubahan politik yang lebih demokratis dan inklusif.

Lemhannas RI juga menggunakan metode skenario transformatif untuk menjawab berbagai pertanyaan itu. Hasilnya empat skenario yang menggambarkan situasi NKRI 2045 yang dipicu empat kekuatan penggerak. Skenario yang dihasilkan diberi nama Skenario Mata Air, Skenario Sungai, Skenario Kepulauan, dan Skenario Air Terjun. Setiap kekuatan penggerak untuk empat skenario itu ialah faktor demografi, ekonomi, geopolitik, dan perubahan iklim.

Metode skenario transformatif
Mengapa metode Skenario Transformatif yang digunakan untuk menggambarkan kondisi RI di 2045? Metode itu ialah metode kualitatif yang menganggap masa depan suatu masyarakat adalah hasil tindakan kolektif masyarakat itu sendiri sehingga masa depan suatu masyarakat dapat diketahui, dipengaruhi, dan bahkan dibentuk.

Tentu saja metode Skenario Transformatif mempunyai syarat yang ketat. Pertama, narasumber yang dilibatkan harus representasi sistem sosial yang sedang dianalisis, dalam hal ini NKRI. Kedua, para narasumber harus dapat mempertukarkan pemahamannya masing-masing, membentuk jejaring, serta niat bersama melakukan transformasi masa depan NKRI, dengan bebas.

Ketiga, proses menghasilkan skenario harus ketat sehingga menghasilkan skenario yang relevan, menantang, masuk akal, dan jelas. Untuk alasan itu, narasumber dari berbagai latar belakang profesi, perspektif, dan berbagai golongan usia dilibatkan. Selain itu, dilakukan diskusi dengan berbagai perguruan tinggi dan beberapa gubernur di luar Jawa, dengan tujuan untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Berbagai informasi yang diperoleh dianalisis menjadi empat kekuatan penggerak dan dituliskan menjadi empat skenario.

Skenario Mata Air
Pada 2045, penduduk Indonesia didominasi generasi berpendidikan tinggi, menguasai penggunaan teknologi informasi, bergaul intens dengan menggunakan media sosial, serta terpapar nilai-nilai global. Generasi baru itu banyak berasal dari keluarga biasa, yang terpisah jauh dengan generasi pendahulu pada masa kemerdekaan RI.

Mereka juga terbiasa memperlakukan semua orang sederajat. Menurut mereka, mempertahankan NKRI harus lebih didasarkan kepada prinsip integrasi fungsional jika dibandingkan dengan integrasi historis. Pemerintahan di tingkat pusat berjalan transparan, cepat, dan adil, dengan kualitas institusi dan SDM sudah baik.

Namun, masih terjadi percampuran kepentingan antara bisnis, politik, dan bisnis birokrasi. Elite bisnis banyak menjadi pemimpin di lembaga negara. Pemerintahan di tingkat daerah diwarnai kualitas institusi dan SDM yang tidak merata, yang terkadang menghambat pembangunan. Dengan demikian, dalam Skenario Mata Air, Indonesia di 2045 tampak menjadi lebih sejahtera dengan adanya penyebaran pusat-pusat pertumbuhan meskipun dinamika politik di tingkat pusat akibat persinggungan kepentingan bisnis, politik, dan birokrasi masih tinggi.

Di samping itu, masih tetap terjadi ketimpangan antardaerah dan berbagai gesekan sosial. Aspirasi untuk memisahkan diri pun kadang-kadang masih terdengar.

Skenario Sungai
Indonesia di 2045 telah keluar dari ancaman 'failed state'. Pada waktu itu Indonesia telah merupakan negara industri cukup maju dengan struktur ekonomi 'belah ketupat'. Jumlah kelas menengah lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin maupun konglomerat. Kemitraan antara sektor besar, menengah, dan kecil berjalan lebih baik.

Kemitraan itu juga didukung infrastruktur, tata ruang, reforma agraria, kebijakan perbankan, fiskal, moneter, dan pasar modal. Hasilnya, sektor agroindustri berkembang dan terjadi peningkatan kemakmuran di perdesaan karena dukungan perkembangan iptek yang lebih tinggi pada agroindustri. Proses pembangunan sudah relatif berbasis iptek pada segala tingkatan.

Namun, permasalahan ekonomi yang berdampak pada kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial serta korupsi masih menjadi tantangan yang cukup besar. Juga, masih terjadi konflik lahan dan buruh yang diberi upah di bawah UMR.

Sementara itu, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan penduduk besar dan sangat beragam juga masih menjadi persoalan tersendiri yang berdampak secara ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan.

Skenario Kepulauan
Pada 2045, RI tetap eksis di tengah-tengah peradaban modern dunia sebagai bangsa yang multietnik, multikultur, bangsa yang pluralis dengan kadar nasionalisme yang tipis, bangsa Indonesia semakin tidak menjiwai kesepakatan dasar bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Kekuatan militer Indonesia sudah besar tetapi belum efektif dan efisien karena teknologi dan penguasaannya tidak sesuai lagi dengan zamannya. RI disibukkan dengan pengamanan poros maritim dunia dan eksplorasi bawah laut yang dilakukan state dan non-state actor di sekitar RI. Regionalisasi pengaturan operasional penerbangan di wilayah udara RI sudah terjadi dan dikendalikan negara tetangga.

Dampaknya kedaulatan RI banyak diatur state atau non-state actor dunia. Di 2045, ketahanan nasional RI belum tangguh secara menyeluruh. Pengakuan regional/internasional atas kapasitas diplomasi RI juga belum tinggi yang berujung pada sulitnya RI memperjuangkan kepentingan nasionalnya di forum internasional.

Skenario Air Terjun
Indonesia di 2045 sudah menerapkan perencanaan pembangunan yang berbasis rendah karbon dan mengadaptasi pemanfaatan ruang berdasarkan penataan ruang wilayah yang baik. Pemerintah secara bertahap mencoba meninggalkan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan pada keuntungan jangka pendek serta lebih mencoba cara yang ramah lingkungan meskipun manfaatnya hanya dirasakan dalam jangka panjang.

Pembangunan yang dilakukan telah memperhatikan prinsip-prinsip sustainable development goals, yaitu environmental sustainability, economic sustainability, dan social sustainability. Sektor swasta telah berperan aktif dalam pembiayaan program pembangunan berkelanjutan melalui konsep green banking dan green financing.

Low carbon development menjadi strategi utama yang dilakukan guna meningkatkan ketahanan energi di dalam negeri.
Selain itu, kedaulatan pangan di 2045 dijadikan fokus utama dalam mengelola ketahanan pangan.

Tindak lanjut
Fungsi yang sangat penting dari Skenario Indonesia 2045 ialah peringatan bagi kita semua mengenai apa yang bisa terjadi dengan bangsa kita di masa depan. Oleh karena itu, gambaran tentang berbagai kemungkinan Indonesia di 2045 itu harus diantisipasi pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa tujuan dibentuknya NKRI tetap dapat tercapai di masa depan.

Misalnya, dalam Skenario Mata Air, digambarkan ada perubahan arti tentang nasionalisme di masa depan. Nasionalisme akan lebih diterjemahkan sebagai kemampuan negara untuk memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, program-program pembangunan yang saat ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM, infrastruktur, pemerataan, dan daya saing sangat tepat dalam menjawab peringatan dalam Skenario Mata Air tersebut.

Satu hal mendasar yang perlu dipahami, skenario Indonesia 2045 hanya memberikan gambaran besar Indonesia di 2045.
Apa yang akan terjadi sesungguhnya di 2045 nanti akan bergantung kepada tekad, kemampuan, dan kecerdasan bangsa ini mengelola diri sendiri dan lingkungannya untuk tetap utuh dalam wadah NKRI.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya