Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
GELAK tawa Dany Abriani, 11, siswi kelas 6, terdengar di antara kerumunan ribuan warga Jakarta di kawasan hari bebas kendaraan (car free day/CFD), Minggu (22/3). Tangan mungilnya sibuk melempar dan menangkap bola bekel yang memantul-mantul. Sambil memainkan biji-biji perak, kedua temannya menggoda seolah tak ingin Dany mengalahkan mereka.
Secara bergiliran, Dany dan dua temannya bergantian melempar bola. Senyumnya mengembang dan memperlihatkan gigi gingsulnya kala salah satu temannya membuat kesalahan. Tak lama lagi, giliran dia memainkan permainan bola bekel. Tak sulit diterka jika salah satu dari mereka berbuat kesalahan atau curang karena mainan yang mereka mainkan sangat alami tanpa rekayasa komputer.
Gadis kecil yang tinggal di Jalan Swadaya 2, Manggarai Selatan, ini amat terhibur dengan kegiatan tersebut di kawasan CFD. Niatnya yang hanya ingin berlari pagi terhenti di lapak pegelaran mainan tradisional.
Sebetulnya, Dany mengaku lebih menyukai permainan di gadget. Namun, permainan seperti main bola bekel ini kerap membuatnya rindu bermain bersama teman-teman.
"Main bekel sama temen enak juga, bisa tertawa bareng. Nyari bola bekel sekarang juga susah. Jadi kebiasaan main gim di HP sih," ujar siswi SDN Manggarai 07 itu.
Di sepanjang area CFD hari itu terdapat stan pelestarian mainan tradisional oleh Komunitas Gerakan Kebangkitan Mainan Tradisional Indonesia. Berbagai permainan masa kecil seperti gasing, congklak, sepak bola kelereng, bakiak, egrang bambu, dan egrang batok disediakan untuk dimainkan secara gratis. Hal itu bukan hanya menarik hati anak-anak. Orang dewasa pun ikut bermain.
Derry Iskandar, 42, pun datang ke tempat itu untuk bermain gasing. Menurut Derry, permainan tradisional mengandung nilai budi pekerti. Ia mengkhawatirkan anak-anak masa kini yang terus mendapat asupan gim virtual karena hal itu bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan mental anak.
Endi Aras, Ketua Komunitas Gerakan Kebangkitan Mainan Tradisional Indonesia, mengatakan pihaknya sudah empat kali menggelar pameran pelestarian mainan anak-anak di area CFD. Kegiatan itu digelar tiap dua minggu sekali.
Mainan tradisional mengajarkan banyak hal pada generasi muda, di antaranya kebersamaan, kejujuran, sportivitas, dan taat pada aturan. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved