Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
BUAYA merupakan binatang yang hidup dan mencari kehidupan jauh dari peradaban manusia. Reptilia ini umumnya menghuni habitat perairan, baik perairan tawar seperti sungai, danau, rawa, maupun perairan payau dan asin seperti muara dan pantai. Kebanyakan buaya hidup di alam liar.
Bagi manusia, binatang melata berkulit kasar itu merupakan binatang yang menakutkan. Karena itu, sungguh mengejutkan tatkala kita mengetahui ada buaya liar berkeliaran di kota metropolitan.
Sejauh ini belum ada yang tahu asal mulanya binatang itu kedapatan menampakkan diri di kawasan orang ramai di Ibu Kota. Yang pasti, dalam dua pekan terakhir, berita mengenai hal itu terus mewarnai halaman koran, televisi, media daring, dan media sosial.
Buaya itu pertama kali muncul sehari sebelum datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H. Tepatnya, Kamis (14/6). Kemudian pada Sabtu, (16/6), buaya itu dikabarkan menampakkan diri sekitar 15 kali di wilayah Pondok Duyung, Jakarta Utara.
Selain di Jakarta Utara, buaya-buaya juga muncul di Kali Grogol, Jakarta Barat. Hingga Rabu (27/6), sebanyak tiga makhluk bergenus Crocodylus berada di Kali Grogol.
Semua penampakan di kedua wilayah perairan itu tentu mengagetkan dan menakutkan. Dari pengamatan berdasarkan foto dan video yang beredar, buaya itu berspesies Crocodylus porosus alias buaya muara atau buaya bekatak. Buaya jenis ini dapat tumbuh dengan ukuran paling besar di dunia.
Ia terutama hidup di sungai-sungai dan di dekat laut atau muara. Buaya jenis ini dikenal pula dengan sebutan Indo-Australian crocodile dan Man-eater crocodile alias atau 'buaya pemakan manusia'. Ngeri bukan?
Pemprov DKI Jakarta mestinya bergerak lebih cepat lagi untuk mengamankan buaya-buaya itu, mengingat Crocodylus porosus termasuk ke spesies yang dilindungi. Ada baiknya Pemprov DKI dan pihak terkait mengambil pendekatan win-win untuk mengatasi isu perbuayaan ini.
Artinya, buaya harus ditemukan, ditangkap, dan diamankan agar tidak sampai menyerang manusia. Pada saat yang sama (jika mampu), buaya tidak perlu dibunuh agar kelangsungan hidupnya dalam ekosistem terjaga.
Kita juga ingin buaya-buaya ini diidentifikasi dari mana asalnya, mengapa ia sampai berkeliaran di tengah kota. Setelah itu (tentu saja) ditangani sebaik-baiknya di habitat yang paling sesuai. Mampukah Pemprov DKI Jakarta melakukannya? Kita lihat saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved