Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
TANPA mengurangi nilai-nilai perjuangan rakyat Indonesia di berbagai daerah, semangat kejuangan dan kemanunggalan TNI-AD dan rakyat dalam Palagan Ambarawa untuk memukul mundur sekutu merupakan cikal bakal kemanunggalan TNI-AD dan rakyat Indonesia. Peristiwa yang terjadi pada 15 Desember 1945 tersebut setiap tahunnya diperingati sebagai hari ulang tahun TNI-AD, atau lebih dikenal sebagai Hari Juang Kartika.
Dari momen tersebut, tersarilah suatu jati diri Tentara Nasional Indonesia sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional yang menjadi kebanggaan setiap prajurit.
Setelah 72 tahun berlalu, bangsa Indonesia harus menghadapi fenomena kehidupan yang sebagian tidak selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Fenomena tersebut menjadi sebuah ancaman dan tantangan yang tidak ringan yang harus kita hadapi bersama. Ada ancaman yang terlihat dan ada juga ancaman yang tidak terlihat yang justru memiliki dampak yang sangat besar, misalnya serangan siber dan perang informasi.
Tidak tertutup kemungkinan bahwa negara kita juga telah menjadi palagan serangan siber dan operasi informasi oleh state-actor dan non-state actor yang berkepentingan. Kita semua menjadi saksi betapa pertentangan antarpihak yang memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya semakin menajam. Berawal dari ujaran kebencian dan hoaks di media sosial, emosi masyarakat pun dapat dengan mudah tersulut. Di beberapa daerah bahkan terjadi tindakan persekusi yang mengganggu kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa.
Dalam menghadapi berbagai ancaman tersebut, TNI-AD merasa bertanggung jawab dan bertekad untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta melindungi rakyatnya. Tekad itu sudah kita implementasikan melalui upaya TNI-AD untuk terus meningkatkan kemampuan prajurit dan memperkuat alutsistanya sesuai dengan peran TNI sebagai kekuatan utama pertahanan negara.
Di samping itu, TNI-AD juga terus menyiapkan diri untuk melaksanakan tugas-tugas operasi militer selain perang lainnya di antaranya membantu pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan melalui program cetak sawah, penyerapan gabah (sergap) dan upaya khusus luas tambah tanam (Upsus LTT) sehingga pada awal 2017 ini Indonesia berhasil berswasembada beras kembali. Ke depan, TNI-AD juga telah menyatakan kesiapan untuk mendukung tugas-tugas 24 lembaga dan kementerian, yang tentunya dilaksanakan tanpa mengabaikan profesionalitas dan kesiapsiagaan operasional satuan.
Pencapaian prestasi yang diperoleh TNI-AD selama ini merupakan bukti nyata bahwa TNI-AD masih menjaga profesionalitas. Sebagai contohnya, dalam lomba tembak skala internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) atau lomba tembak negara-negara Asia Pasifik yang diselenggarakan Australia dan ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) atau lomba tembak antarangkatan darat ASEAN, TNI-AD selalu menjadi juara umum. Dalam Operasi Tinombala, TNI-AD telah berhasil melumpuhkan teroris kelompok Santoso di Poso dan beberapa waktu yang lalu TNI-AD juga turut dalam operasi pembebasan sandera di Tembagapura, tanpa ada korban di baik pihak rakyat maupun TNI dan Polri. Keberhasilan dalam operasi tersebut tentunya berkat sinergi antara TNI dan Polri maupun lembaga pemerintahan lainnya.
Namun, TNI-AD juga menyadari masih adanya harapan masyarakat Indonesia yang belum bisa terpenuhi secara maksimal. Kita tidak bisa memungkiri bahwa masih ada tindakan dari oknum prajurit-prajurit yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Karena itu, TNI-AD bertekad untuk terus membenahi diri dan meningkatkan kualitas pengabdian, sekaligus mohon doa restu seluruh rakyat Indonesia agar tekad pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara senantiasa berada pada arah yang benar. Sudah menjadi komitmen setiap prajurit TNI-AD di tengah segala keterbatasan yang ada akan selalu memberikan yang terbaik bagi rakyat Indonesia karena yang terbaik bagi rakyat terbaik juga bagi TNI-AD.
Terkait dengan fenomena kehidupan yang menjadi ancaman dan tantangan bangsa kita sebagaimana sudah saya singgung sebelumnya, perlu kiranya kita cermati hasil survei yang menyatakan sebagian besar generasi milenial masih meyakini bahwa Pancasila sebagai ideologi yang terbaik bagi Indonesia tentunya sangat menggembirakan bagi kita semua.
Apalagi, karakter bangsa, khususnya generasi muda, ialah modal utama dalam membangun bangsa yang kuat dan maju serta berdaya saing.
Imunitas bangsa
Sebagaimana demografi penduduk Indonesia saat ini, berdasarkan komposisi personel yang ada, sebagian besar personel TNI-AD ialah juga para prajurit yang masih muda yang tentunya tergolong sebagai generasi milenial. Oleh karena itu, secara internal, TNI-AD senantiasa membangun dan memperkuat sikap, mental, dan karakter prajurit TNI-AD yang berlandaskan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI. Secara eksternal, bersama komponen bangsa lainnya TNI-AD siap berkontribusi dalam menggali, mengembangkan, memperkuat, dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa yang saya pribadi menamakannya sebagai imunitas bangsa.
Imunitas bangsa pada hakikatnya adalah sistem kekebalan yang menjaga tubuh bangsa Indonesia dari berbagai ancaman serangan virus penyakit yang mengancam kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Imunitas bangsa bermanifestasi dalam nilai-nilai yang terangkum dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut ialah menghormati perbedaan, semangat untuk bersatu, pantang menyerah dan rela berkorban, nasionalisme, optimisme dan harga diri, serta kebersamaan dan gotong royong. Dengan kata lain, TNI-AD mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama menggali nilai-nilai luhur yang telah diwariskan para pendahulu kita dan terus memupuk Imunitas tersebut sehingga dapat menjadi sumber kekuatan rakyat dan bangsa Indonesia.
Imunitas bangsa ini sesungguhnya digali dari nilai-nilai luhur yang telah diyakini dan menjadi pedoman kerajaan-kerajaan besar Nusantara, seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Singasari. Di Majapahit misalnya, Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada meyakini betapa pentingnya sikap saling menghargai perbedaan sebagai landasan dalam menciptakan kedamaian di lingkungan kerajaan. Sikap tersebut juga merupakan kekuatan yang menyatukan seluruh rakyat Kerajaan Majapahit dalam menghadapi berbagai ancaman perpecahan dari dalam maupun serangan dari kekuatan asing. Namun, akhirnya, sejarah juga yang membuktikan bahwa ketidakmampuan menjaga nilai-nilai luhur tersebut telah membawa kehancuran pada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila Peringatan Hari Juang Kartika kali ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi TNI-AD untuk meningkatkan profesionalitas diri dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada serta bersama komponen bangsa lainnya untuk memperkuat imunitas bangsa Indonesia karena terbukti imunitas bangsa akan selalu relevan bagi bangsa Indonesia pada masa apa pun dalam menjaga dan mengawal keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai rongrongan, ancaman, gangguan dan hambatan.
Selamat Hari Juang Kartika, dirgahayu TNI-AD, 15 Desember 2017. Manunggal bersama rakyat, TNI-AD kuat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved