Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Panggung Pembuktian Federer dan Nadal

Nurul Fadillah
29/1/2017 09:30
Panggung Pembuktian Federer dan Nadal
()

KETIKA semua mata tertuju pada Andy Murray dan Novak Djokovic, petenis nomor satu dan dua dunia, Roger Federer dan Rafael Nadal, seperti ingin mengingatkan para pecinta tenis dunia lagi bahwa mereka masih ada.

Keberhasilan kedua mantan petenis nomor satu dunia itu melaju ke partai puncak Australia Terbuka 2017 pun seperti menjadi pembuktian eksistensi mereka.

Tidak mengherankan jika laga final turnamen grand slam seri pembuka itu, hari ini (Minggu, 29/1), bukan saja menjadi sarana perburuan gelar grand slam mereka, melainkan juga menjadi panggung pembuktian kedua petenis senior tersebut. Bukan itu saja, duel klasik itu pun seolah mengingatkan kembali tentang masa-masa kejayaan kedua petenis itu.

Dari total 34 rekor pertemuan keduanya, Nadal memang lebih unggul. Petenis asal Spanyol tersebut memenangi 23 pertandingan di antaranya. Bahkan, di turnamen sekelas grand slam, Nadal juga lebih mendominasi dengan memenangi enam dari delapan laga final.

Kemenangan terakhir Federer ialah di laga final Wimbledon pada 2007 silam. Sejak itu Nadal selalu mampu mengatasi perlawanan petenis asal Swiss tersebut.

Final kali ini pun akan menjadi pertemuan final ke-21 mereka di seluruh turnamen, laga final ke-9 mereka di level grand slam, dan menjadi pertemuan perdana di final Australia Terbuka sejak Nadal meraih lima set kemenangan pada 2009 silam.

"Rasanya spesial untuk bermain dengan Roger lagi di laga final grand slam. Saya tidak bohong. Ini sangat luar biasa bagi saya dan bagi kami berdua bahwa kami masih di sana dan masih bisa berjuang di ajang yang penting," ujar Nadal.

Kesuksesan Nadal dan Federer di puncak pertandingan memang merupakan kejutan tersendiri selain bertumbangannya para petenis unggulan. Padahal, sejak awal keduanya tidak terlalu diunggulkan.

Maklum, dari sisi usia, mereka terbilang senior, kemudian mereka tidak lagi di peringkat lima besar. Bahkan, Federer hanya menduduki posisi ke-17, sedangkan Nadal ke-9. Ditambah lagi, kondisi mereka diragukan lantaran baru pulih dari cedera.

Namun, keduanya mampu membuktikan masih bisa bersinar di antara para petenis muda. Tidak berlebihan jika Federer kini berani bermimpi lagi untuk merebut gelar grand slam ke-18 atau gelar kelima di Australia Terbuka. Sementara itu, bagi Nadal, kemenangan kali ini akan menjadi gelar ke-15-nya di turnamen grand slam.

Saling mengagumi
Terlepas dari persaingan sengit kedua petenis legendaris tersebut, ternyata mereka saling mengagumi. Bagi Federer, Nadal merupakan petenis yang unik dan spesial. Federer pun mengaku sangat menghormati petenis kidal tersebut.

"Saya rasa dia petenis yang luar biasa. Dia memiliki pukulan yang tidak dimiliki orang lain. Ketika kamu memilikinya, kamu petenis yang unik dan spesial," ujar Federer.

"Dia juga punya grit, dia punya kemampuan mental dan fisik untuk mempertahankan level permainan yang supertinggi selama bertahun-tahun dan selama berjam-jam serta selama berminggu-minggu. Dia membuktikannya dari waktu ke waktu sehingga saya sangat menghormatinya," lanjutnya. (AFP/Ausopen/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya