ETAPE pertama Tour de Singkarak (TdS) 2015 sejauh 164,2 kilometer dari Pantai Carocok Pesisir Selatan menuju Pantai Gondoriah, Pariaman, kemarin, diwarnai insiden dua pembalap yang tersesat. Akibatnya, catatan waktu pembalap tidak dihitung.
Direktur Lomba TdS 2015 Sondi Sampurno mengatakan kejadian tersebut bermula dari pecah ban yang dialami dua pembalap asal Tiongkok dan Iran. Namun, saat kembali melanjutkan lomba setelah mengganti ban, kedua pembalap itu keluar jalur lomba. "Mengetahui ada pembalap yang keluar jalur, rombongan terdepan kemudian menunggu. Namun, saat menunggu, ada empat tim yang menyangka etape dibatalkan dan tidak meneruskan lomba," jelas Sondi.
Menurut Sondi, insiden dua pembalap yang tersesat tersebut disebabkan padatnya masyarakat yang menyaksikan lomba. "Akibatnya, petunjuk jalur lomba tertutup dan membuat pembalap tersebut keluar rute," jelas Sondi. Karena ada tim yang tidak menyelesaikan lomba, panitia, menurut Sondi, memutuskan tidak menghitung waktu para pembalap. Akan tetapi, lomba berlanjut hingga garis finis.
Saat disinggung tentang kabut akibat kebakaran lahan di beberapa wilayah di Sumatra, Sondi mengatakan itu belum mengancam jalannya TdS 2015. "Kami akan terus berkoordinasi dengan BMKG setempat untuk memantau kondisi udara di Sumbar. Hingga kini, kami belum mendapatkan rekomendasi untuk menghentikan lomba," ungkap Sondi.
Etape pertama itu dimenangi pembalap tim Tabriz Petrochemical Iran, Mehdi Sohrabi. Posisi dua direbut pembalap tim KFC asal Indonesia Abdul Gani, sedangkan posisi tiga ditempati pembalap Malaysia Rosdi Muhammad Nur dari tim Trengganu, Malaysia. "Hasil etape pertama merupakan modal besar menghadapi etape 2 yang pasti akan berlangsung lebih ketat," jelaas Gani.
Tim Pegasus Continental yang menjadi andalan Indonesia belum menunjukkan kekuatan. Menurut Manajer Tim Pegasus Wawan Setyobudi, tidak dicatatnya waktu pembalap membuat tim menginstruksikan para pembalap tidak tampil ngotot. "Tapi semua pembalap kami tetap menyelesaikan lomba. Keputusan untuk tidak tampil ngotot karena kami ingin menyimpan tenaga menghadapi etape dua yang rutenya akan menanjak, jelas Wawan. Hari ini, lomba akan dilanjutkan dengan etape 2 sejauh 140,2 kilometer dari Padang Pariaman menuju Solok.
Start diulang Untuk etape pertama ini, start diulang hingga dua kali. Start ulang pertama dilakukan tidak jauh dari start pertama, tepatnya di simpang tiga Carocok. Setelah berjalan kurang lebih 35 kilometer di Barung-Barung Belantai, rombongan harus berhenti kembali. Mereka berhenti di lokasi tersebut cukup lama. Bahkan, semua pembalap yang turun pada kejuaraan dengan total hadiah Rp2,5 miliar itu harus duduk-duduk di teras rumah masyarakat, bahkan di warung. Tidak hanya dilakukan pembalap Indonesia, tapi juga dilakukan pembalap asing.
Kondisi itu membuat ofisial tim cukup berang, seperti yang dikatakan manajer tim Custom Cycling Club (CCC) Muhammad Ircham. Menurut dia, kondisi seperti ini tidak baik untuk semangat pembalap yang harus beberapa kali melakukan start ulang. "Semangat pembalap akan hilang. Mereka sebetulnya sudah siap, tapi kondisi di lapangan seperti ini," kata Ircham. (YH/R-1)