Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Hole in Indonesia

Iis Zatnika
23/9/2015 00:00
Hole in Indonesia
(THINKSTOCK)
PERTANDINGAN tiga hari di Lotus Lake Golf Club, Karawang, Jawa Barat, itu menjadi milik Junaidi Ibrahim. Indonesian Golf Tour seri keenam yang diselenggarakan OB Golf Event pada 9 hingga 11 September itu berakhir ketika Junaidi membukukan total skor 214 dalam permainan 18 hole itu. Posisi kedua ditempati George Gandranata yang meraih skor 215 yang sempat terkendala ketika bolanya masuk ke air. Jika Junaidi dan George berkibar di kelas profesional, Kim Dong-yoon menjuarai kategori amatir. Pegolf asal Korea Selatan itu berhasil meraih gelar Low Amateur Indonesian Golf Tour. Sebanyak 80 pemain golf profesional Indonesia, 30 pegolf amatir pria, 20 pegolf amatir perempuan, dan 14 peserta undangan mengikuti kompetisi dengan hadiah total Rp200 juta itu.

Turnamen persembahan Linc Group yang akan diselenggarakan sebanyak tujuh seri tahun ini memasuki kali kedua. Indonesia Golf Tour merupakan satu-satunya turnamen golf berseri yang diselenggarakan konsisten selama tujuh seri turnamen dan satu turnamen grand final yang diselenggarakan tahun ini. "Turnamen seperti ini diperlukan karena menjadi salah satu upaya menunjukkan Indonesia punya golf. Ada kompetisinya, pemain-pemain yang bagus, dan lapangan yang baik. Ini bukan cuma soal prestasi, melainkan juga industri yang punya potensi besar untuk negeri ini," kata Ketua Umum Indonesia PGA periode 2014-2017 Johannes Dermawan ketika dijumpai seusai turnamen berakhir. Terlebih, sebanyak 30 pemain golf profesional terbaik akan lolos kualifikasi menuju Indonesia Championship 2015, pertandingan empat hari dengan total hadiah Rp300 juta. Bonus lainnya, tiga pemain dengan peringkat terbaik akan maju ke Asian Development Tour 2016.

Golf sarat peluang
Perjalanan Indonesian Golf Tour merupakan bagian dari upaya menjadikan golf sebagai potensi meraih berbagai peluang, mulai pencapaian di berbagai ajang, baik untuk kelas profesional maupun kategori olahraga kompetisi, hingga berbagai bisnis terkait dengan industri golf. Indonesia, kata Irwan, sesungguhnya bisa bangga dengan pencapaian-pencapaian di berbagai bidang golf. Dalam ranah prestasi, William Sjaichudin, Rory Hie, serta Jordan Irawan ialah sosok-sosok pemain golf muda Indonesia yang tengah mengukuhkan eksistensi mereka di lingkup global. "Nah, dengan berbagai kompetisi seperti seri ini, pemain-pemain muda akan bisa terus muncul. Orang jadi tahu tentang dunia golf, potensi yang bisa diraih, dan skill para pemain pun bisa terus diasah," kata George.

Pelesir golf
Potensi tak kalah hebat yang juga bisa dirintis dari berbagai ajang kompetisi golf, termasuk Indonesian Golf Tour, kata George yang juga diamini Irwan, ialah potensi wisata golf. Hijaunya lapangan golf dengan pengelolaan teknis yang sebagian dilakukan manual, dengan tingkat presisi sangat baik, kata George dan Irwan, nyaris hanya bisa ditemui di padang-padang Indonesia.

Terlebih, jika lanskap yang menjadi latar serta lokasi wisata yang mengitari padang golf turut dihitung. Lotus Lake Golf Club, lokasi Indonesian Golf Tour seri keenam, dengan total luas 160 hektare dan 100 hektare di antaranya dialokasikan untuk lapangan golf, bisa menjadi salah satu model pengelolaan lapangan golf yang diupayakan hingga optimal. Sebanyak 1.300 anggota terdaftar dengan 80% di antaranya aktif bermain. Di mata George, lokasi itu bukan cuma jelita dengan konturnya yang istimewa, melainkan juga karena karakternya yang menantang.

"Bayangkan, jumlah tenaga kerja yang merawat lapangan kami, bisa tiga kali lipat dengan lapangan golf di Jepang. Itu kami dengar langsung dari pengakuan pemilik lapangan golf di sana. Tentu saja efeknya bisa dirasakan langsung. Dengan tenaga pengelola yang lebih banyak, karakter orang Indonesi yang telaten, kenyamanan bermain di lapangan-lapangan golf di Indonesia jauh lebih optimal," kata General Manager Lotus Lake Golf Club Krisna Dani.

Indonesia terbaik
Pemain peraih perak dan perunggu di SEA Games serta peraih Putra Cup George pun punya pendapat sama. "Wah, kalau dibandingkan, main di lapangan golf Indonesia pasti lebih enak, lapangannya bagus dan untuk ukuran pehobi atau pelancong yang memang sengaja berkeliling dari satu negara ke negara lain, ongkos main golf di Indonesia itu jauh lebih murah," kata George. Peluang itu kian sedap karena pegolf yang sengaja berpelesir untuk memainkan stiknya di berbagai negara, lanjut Dani, lazimnya menghabiskan uang tiga kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan turis biasa.

"Ini wisata minat khusus, jadi mereka rela menghabiskan uang lebih banyak dan kelas mereka juga kan sangat spesifik. Uang itu bisa mereka keluarkan di lapangan, hingga aktivitas wisata lain yang mereka lakukan di sela-sela permainan golf. Biasanya, sehari mereka main di dua course. Jadi jika tiga hari saja, minimal perolehan yang bisa disasar dari enam lapangan golf. Belum hotel dan aktivitas wisata lainnya," kata Dani.

Dani mencontohkan Thailand yang selama ini dicitrakan memikat wisatawan dunia dengan pantai, panorama eksotis, serta kulturnya yang unik, dengan kunjungan lebih dari 26 juta per tahun, ternyata menjadikan padang-pdang golfnya sebagai pemikat kedua setelah wisata alam. "Berkat golf, Thailand bisa membukukan kunjungan wisatawan internasional terbanyak pertama di Asia Tenggara. Diperkirakan, di seluruh dunia, 50 juta wisatawan berwisata ke berbagai negara untuk main golf," ujar Dani yang mengaku sempat diajak Kementerian Pariwisata melakukan kunjungan ke berbagai negara Asia Tenggara untuk mempromosikan wisata golf Indonesia.

Padahal, kata anggota Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia (APLGI) yang juga hobi main golf itu, kondisi padang di 'Negeri Gajah Putih' tak lebih istimewa jika dibandingkan dengan di Indonesia. "Bahkan, saya berani bilang, keterampilan perawatan kita jauh melebihi mereka. Caddy mereka pun tidak bisa berbahasa Inggris dan keterampilannya pun jauh di bawah tenaga yang kami miliki," ujar Dani.

Olahraga dan mental
Golf ialah kegiatan olahraga yang menurut George mengharuskan pemainnya berjalan kaki 10 kilometer dengan durasi permainan lebih dari 4 jam. Itu dapat menjadi kegiatan rekreasi yang menyenangkan. Tubuh diolah, mental pun diasah dengan berbagai latihan fokus, konsentrasi, ketenangan, dan kepercayaan diri. Menikmati lapangan yang hijau yang dirawat dengan telaten oleh tangan-tangan terampil dan aneka lanskap alam yang menjadi latarnya juga bisa jadi pengalaman menenangkan sekaligus menyenangkan.

"Jadi, ayo main golf. Saya yang lulusan master dari Amerika Serikat memutuskan berkarier di golf karena ini menyenangkan juga menjanjikan. Ini kegiatan yang menyenangkan untuk pehobi dan punya jenjang yang jelas untuk kalangan profesional," kata George. Turnamen berikutnya, seri ketujuh, akan digelar di Emeralda Golf Club, Tapos, Depok, Jawa Barat. Padang golf bukan cuma hijau dan lapang serta arena berkompetisi dan berekreasi, melainkan juga sarat potensi buat industri pelesir.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya