Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KETUA Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Sutjipto mengatakan perlu adanya prioritas khusus terhadap atlet-atlet yang memiliki peluang besar di ajang internasional seperti Olimpiade agar hasilnya dapat maksimal dengan dana terbatas.
"Dana pemerintah tidak banyak, jadi harus diprioritaskan untuk atlet-atlet pada segmen unggulan," kata Sutjipto di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (19/8).
Satlak Prima yang merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah dalam menyiapkan atlet untuk multievent internasional seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade punya tugas untuk mengamankan investasi negara di bidang olahraga ini agar mencapai hasil optimal.
"Kami diberi tanggung jawab untuk melakukan seleksi, agar program yang dijalankan bisa tepat sasaran. Diperlukan ketajaman kita untuk menentukan prioritas," kata Sutjipto.
Sutjipto tidak menyebut cabang atau pun atlet-atlet mana saja yang akan menjadi prioritas ke depannya, namun kriterianya adalah atlet yang jarak prestasinya tidak jauh dari rata-rata prestasi di tingkat Asia atau dunia.
"Jadi akan ada kriteria-kriteria yang disepakati bersama dalam hal prioritas ini. Selain itu kita juga perlu melihat segmen-segmen mana saja yang masih berpeluang," tambahnya.
Harus ada kebijakan politik dari Pemerintah soal prioritas ini yang akan menjadi pegangan bagi Satlak Prima dalam pelaksanaannya dan mengarahkan dana yang ada, katanya.
"Dana dari pemerintah untuk pembinaan olahraga ini tidak sebesar negara-negara lainya seperti Tiongkok atau Singapura. Jadi tidak mungkin semua cabang diprioritaskan," katanya.
Namun, kata Sutjipto, jika induk cabang olahraga itu sendiri punya dana yang cukup, bisa saja mereka membiaya atletnya untuk bisa mencapai prestasi tingkat dunia seperti Olimpiade.
Ia mencontohkan perenang Singapura Joseph Schooling yang meraih emas Olimpiade 2016, program latihannya lebih banyak dibiayai oleh orangtuanya.
Ia mengatakan, dari Olimpiade di Rio de Janeiro 2016 ini terlihat bahwa olahraga prestasi menjadi bisnis yang keras dengan investasi yang sangat besar. Masing-masing negara ingin menjadikan olahraga untuk menunjukkan keunggulannya sebagai suatu bangsa.
"Artinya, olahraga ini bukan hanya sebagai hobi, tapi sebagai ajang untuk merepresentasikan keunggulannya," katanya.
Indonesia pun perlu masuk dalam persaingan itu dengan program-program performa tinggi seperti yang sudah lama dilakukan Thailand, Australia dan negara lainnya. (Ant/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved