Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
"JIKA Anda berusia 26 tahun dan mendapat tawaran seperti itu, saya yakin Anda akan memikirkannya. Jadi, saya tidak ada masalah," ujar arsitek Liverpool, Juergen Klopp, soal keputusan Alex Teixeira yang lebih memilih merumput di Liga Super Tiongkok (CSL) ketimbang berbaur dalam ingar-bingarnya Liga Primer Inggris bersama the Reds.
Juru taktik asal Jerman itu boleh jadi sedikit kecewa dengan keputusan pemain asal Brasil tersebut. Namun, apa yang bisa dia lakukan ketika uang sudah berbicara?
Ya, Teixeira memang menjadi pemain terakhir yang memutuskan untuk berpetualang di kompetisi 'Negeri Tirai Bambu' itu. Ia meninggalkan Shakhtar Donetsk dan bergabung dengan Jiangsu Suning setelah ditransfer senilai 50 juta euro (Rp761 miliar).
Pemain lain yang lebih dulu tergiur dengan iming-iming transfer besar ialah Jackson Martinez. Ia rela meninggalkan Atletico Madrid setelah ditawari klub Guanzhou Evergrande senilai 31 juta pound (Rp643 miliar). Transfer Martinez itu bahkan menjadi yang terbesar sebelum dipecahkan Teixeira. Sepekan sebelumnya, Jiangsu juga memboyong Ramires dari Chelsea senilai Rp429 miliar.
Dengan kekuatan finansial klub-klub Tiongkok saat ini, bukan tidak mungkin eksodus para bintang sepak bola ke 'Negeri Panda' itu akan berlanjut. Apalagi, faktor politis juga sangat mendukung kemungkinan itu.
Saat ini saja nilai total transfer klub-klub Tiongkok sudah mencapai 259 euro (Rp3,9 triliun). Nilai itu melebihi total belanja pemain klub-klub Liga Primer Inggris pada musim dingin ini yang 'hanya' 247 euro (Rp3,7 triliun).
Apalagi, klub-klub CSL berbeda dengan klub-klub di Timur Tengah atau liga sepak bola Amerika serikat (MLS) yang biasanya memburu pemain yang sudah hampir 'habis' karena mereka lebih suka memilih pemain yang masih 'segar'. Tidak mengherankan arsitek Arsenal, Arsene Wenger, mulai khawatir aktivitas CLS itu akan meredupkan Liga Primer.
"Dengan kekuatan finansial mereka, tentu saja kita patut merasa cemas. Mereka bisa memindahkan seluruh liga Eropa ke Tiongkok," ujar Wenger.
Meski begitu, 'sang Profesor' tidak yakin aksi 'gila-gilaan' Tiongkok itu akan berlangsung lama. Ia pun mengingatkan pengalaman Jepang yang pernah melakukan hal serupa. Namun, hal itu kini sudah tidak lagi terjadi. AFP/AP/Achmad Maulana/X-4
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved