Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SEBUAH pesan singkat mampir ke ponsel pintar milik petenis Jerman, Angelique Kerber, sesaat sebelum ia memberikan keterangan pers mengenai kemenangannya atas petenis Inggris, Johanna Konta, di semifinal Australia Terbuka 2016, Kamis (28/1). Pengirimnya berasal dari Las Vegas, Amerika Serikat. Isi pesannya ialah ucapan selamat atas keberhasilannya mencapai final grand slam Australia Terbuka.
Kerber langsung semringah membaca pesan itu karena pengirimnya memang bukan orang biasa. Dia ialah legenda tenis Jerman pengoleksi 22 gelar juara grand slam, Steffi Graf, yang juga merupakan idola Kerber. Pesan singkat Graf membuat kebahagiaan Kerber hari itu semakin lengkap setelah untuk pertama kalinya selama 14 tahun berkarier di tenis ia mencapai final grand slam.
Pesan Graf mungkin hanyalah sebuah pesan singkat, tetapi itu sangat berarti bagi Kerber yang di final nanti akan berhadapan dengan petenis unggulan utama, Serena Williams (Amerika Serikat), yang di semifinal mengalahkan unggulan keempat, Agnieszka Radwanska (Polandia) 6-0, 6-4.
Setelah menang dari Konta dan diwawancarai Jim Courier di pinggir lapangan, Kerber memang meminta secara khusus pesan dari Graf. "Saya tidak tahu. Mungkin itu bisa membantu saya untuk menghadapi Williams nanti di partai final. Jadi, tolonglah tulis pesan untuk saya," kata Kerber.
Permintaan Kerber ternyata direspons dengan cepat oleh Graf yang bersama suaminya, Andre Agassi, menyaksikan pertandingan itu dari rumah mereka di Las Vegas. Pesan itu mungkin memang sangat dibutuhkan Kerber yang secara statistik kalah jauh dari Williams. Sejak keduanya pertama kali berjumpa pada babak pertama grand slam Amerika Serikat Terbuka 2007, Kerber hanya mencatat sekali kemenangan atas Williams dari enam pertemuan.
Itu pun sudah lama terjadi, yaitu di perempat final Cincinnnati 2012. Di level grand slam, pencapaian terbaik Kerber sebelum meraih tiket final Australia Terbuka ialah semifinalis AS Terbuka 2011 dan Wimbledon 2012. Di sisi lain, final Australia Terbuka 2016 menjadi final grand slam ke-26 Williams atau yang ketujuh bagi petenis 34 tahun itu di Melbourne Park.
"Saya akan bermain habis-habisan dengan Williams. Saya akan mencoba menikmati partai final grand slam pertama saya dan mencoba mengalahkan dia. Tentu saja hal itu bisa dilakukan jika saya bermain dengan segenap kemampuan terbaik yang saya punya," kata pemilik 7 gelar juara Tur WTA dunia itu.
Tidak terlalu dipikirkan
Selain Kerber, Graf juga punya tempat tersendiri bagi Williams. Rekor 22 gelar juara grand slam Graf belum bisa dilewati petenis AS itu tahun lalu. Hasrat mencetak Serena Slam dengan merebut empat gelar grand slam sekaligus dalam semusim dan menyamai rekor Graf kandas di tangan Roberta Vinci pada semifinal AS Terbuka tahun lalu.
Kekalahan itu membuat Williams terpuruk dan menarik diri dari sejumlah turnamen yang seharusnya diikuti di sisa tahun lalu, salah satunya ialah WTA Finals di Singapura. Keterpurukan Williams juga berlanjut di awal tahun ini.
Dengan dalih cedera, adik petenis Venus Williams itu menarik diri dari keikutsertaannya di Piala Hopman.
Praktis, Australia Terbuka menjadi ajang pertama Williams berkompetisi tahun ini. Dengan kostum kuning cerah keluaran apparel asal AS yang jadi sponsornya, Williams tampil eksplosif di Melbourne Park tanpa kehilangan satu set pun sejak putaran pertama. Kerber kini menjadi halangan terakhir Williams untuk menyamai rekor Graf.
"Saya tidak ingin memikirkan hal itu. Saya hanya terpaut satu tahun lalu. Jika saya tidak menang di pertandingan final kali ini, saya masih tetap terpaut satu gelar darinya (Graf). Saya butuh waktu yang panjang mendapatkan gelar grand slam ke-18 dan mengalami stres karenanya. Saya tidak ingin merasakan hal itu lagi," kata Williams.
Menyamai rekor Graf memang tidak membuat Williams menjadi petenis dengan pengoleksi gelar grand slam terbanyak.
Masih ada Margaret Court yang namanya juga diabadikan menjadi salah satu arena di Melbourne Park. Legenda tenis 'Negeri Kanguru' yang kini berusia 73 tahun itu mengoleksi 24 gelar grand slam sepanjang kariernya.
Meski demikian, Williams punya catatan historis yang bagus di final grand slam. Petenis yang memiliki 69 gelar juara Tur WTA, termasuk 21 gelar grand slam, itu hanya empat kali kalah di final grand slam dari 25 kali melangkah ke final sebelumnya.
Kekalahan terakhirnya di final grand slam terjadi di AS Terbuka 2011 saat ia takluk dari Samantha Stosur. Di Melbourne Park, catatannya di final bahkan lebih moncer lagi. Ia tidak pernah sekali pun gagal merebut trofi juara Daphne Akhurst dari enam partai final yang dilakoninya sebelum ini.
"Tapi Anda tidak bisa merendahkan Kerber begitu saja. Ia pernah mengalahkanku sebelumnya. Saya tahu ia punya banyak 'amunisi' di turnamen ini," ujar Williams. Kerber merupakan petenis kidal pertama yang akan dihadapi Williams tahun ini. Petenis kidal terakhir yang dihadapi Williams ialah Lucie Safarova pada final grand slam Prancis Terbuka tahun lalu. "Sudah lama saya tidak bertanding dengan pemain kidal. Ini tidak akan menjadi pertandingan yang mudah dilalui," tandas Williams.
Peran Graf
Di samping merebut juara grand slam pertamanya, Kerber punya kewajiban lain yang harus dijalani di partai final nanti. Kewajiban itu ialah melindungi rekor Graf yang sesama warga Jerman agar tidak segera disamai Williams. "Saya rasa seperti itu. Kami orang Jerman harus bersatu," ujarnya. Graf bukan hanya idola bagi Kerber, ia juga menjadi lawan latih tandingnya.
Maret tahun lalu menjadi momen terakhir bagi Kerber berlatih tanding dengan Graf di Las Vegas. Menurut Kerber, Graf masih sebagus saat ia masih mengayunkan raket era 1990-an. "Ia juga berpesan bahwa saya sudah berada di jalan yang benar dan memberikan saya komentar positif saya harus percaya pada diri saya sendiri," katanya.
Komentar itulah yang mengangkat Kerber saat ini ke final grand slam. Selama empat tahun terakhir, petenis 28 tahun itu selalu tidak bisa lebih bagus daripada putaran keempat. Pesan yang sama juga dilontarkan Graf hampir dua dasawarsa silam kepada Williams yang saat itu masih berusia 17 tahun.
Kala itu Williams sedang menikmati kemunculan gemilangnya di dunia tenis profesional. Dari dua kali mereka bertemu, Williams satu kali mengalahkan Graf pada final Indian Wells Terbuka. Graf yang gantung raket tiga bulan setelah menjuarai Prancis Terbuka 1999 kala itu sempat memberikan sejumlah saran kepada Williams.
Dia mengatakan Williams terlalu cepat memukul bola saat akan melepaskan forehand. "Dia melakukan servis dengan baik dan servis keduanya juga baik. Dia tidak ragu untuk mengambil risiko," katanya kala itu. Williams remaja pun menjadikan observasi dari Graf sebagai bahan evaluasinya.
Ia sadar tidak ada yang bisa memenangi pertandingan hanya dari baseline. Ia harus berjuang mengejar bola ke depan net. Setelah memenangi Indian Wells, Williams pun mulai menjuarai grand slam, dimulai dengan menghempaskan Martina Hingis (Swiss) di final AS Terbuka 2009.
Hingga saat ini baru tiga petenis yang bisa mengalahkan Williams di final grand slam, yaitu Venus Wiliams (AS), Maria Sharapova, dan Stosur (Australia). Apakah kali ini kegemilangan Williams berlanjut atau Kerber menjadi petenis keempat yang mengalahkan Williams di final grand slam? Jawabannya di Rod Laver Arena, malam ini. (NYties/Dailymail/AP/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved