Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
AJANG kompetisi olahraga balap sepeda internasional, Asian Track Championship (ATC) 2019 bakal segera dimulai. Indonesia sebagai tuan rumah akan menurunkan 14 atlet sepeda di kategori elite, delapan atlet turun di kelompok junior, dan sembilan atlet paracyclong beserta pilotnya.
Manajer Timnas Balap Sepeda Budi Saputra menjelaskan bahwa secara keseluruhan persiapan timnas balap sepeda Indonesia sudah cukup matang. Para atlet telah dibekali latihan selama 2,5 bulan sebelum menghadapi pertandingan.
"Target kita tentu medali. Harapannya ada di nomor putri dan paracycling karena pesertanya hanya sedikit," ujarnya saat ditemui Media Indonesia usai konferensi pers di Jakarta International Velodrome, Senin (7/1).
Ia menyebutkan peluang Indonesia meraih dari nomor putri yaitu Crismonita Dwi Putri dan pasangannya Wiji Lestari. Sementara, dari paracycling, Merah Putih digadang mampu menyumbangkan medali karena peserta hanya berasal dari empat negara yaitu India, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
"Kalau putra masih agak berat, masih jauh. Tapi latihan masih akan jalan terus dan kita harapkan atlet kita akan benar-benar siap nantinya," ucap Budi.
Ia berharap kejuaraan yang bakal digelar di Jakarta International Velodrome pada 8 sampai 13 Januari 2019 itu bisa menjadi momentum untuk mengumpulka poin jelang turun di Olimpiade 2020. Tahun ini, total jumlah peserta yang megikuti ATC mencapai 297 atlet dari 16 negara.
"Jumlah peserta naik. Tadinya kita hitung 255 pembalap, ternyata yang datang sampai 297 orang. Ini tantangan juga buat kita tapi sampai saat ini sih belum ada kendala," timpal Pramana Nugroho, Ketua Panitia Penyelenggara ATC 2019.
Lebih lanjut, ia menjamin akan mengakomodasi penambahan hotel mengingat junlah peserta yang meningkat. Namun, hal itu dinilai wajar karena merupakan bagian dari kualifikasi penting untuk Olimpiade dan Paraolimpiade sehingga beberapa negara menambah jumlah peserta.
"Tapi kita bisa lah atasi itu. Dan kalau untuk persiapan penyelenggaraan yang lainnya sudah kita lakukan," tutur Pramana.
Dari sisi atlet, Fadli yang bakal turun di dua nomor yakni sprint beregu 750 meter dan individual pursuit 4.000 meter sudah melakukan sejumlah persiapan. Kendati, ia mengaku persiapan untuk ATC 2019 terbilang lebih berat ketimbang Asian Para Games 2018.
"Pemusatan latihan ATC ini lebih berat dari Asian Paragames karena waktu persiapannya cuma 2 bulan, sedangkan ketika Asian Paragames kan sampai 10 bulan," cetus Fadli.
Oleh sebab itu, ia beserta para atlet lainnya terus digenjot latihan langsung di Velodrome yang notabene akan menjadi lokasi penyelenggaraan ATC 2019. Berkat latihan cukup keras, peraih medali emas Asian Para Games 2018 itu pun merasakan peningkatan dari segi kecepatan dan kekuatan.
"Ini adalah salah satu ajang besar yang menyajikan poin besar. Tentu akan saya dimaksimalkan demi mencapai ajang Paralimpiade Tokyo 2020 mendatang," pungkas atlet 34 tahun itu. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved