Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERFORMA apik dipertontonkan petenis Jepang Kei Nishikori pada laga perdananya di turnamen Final ATP 2018. Dalam duel yang berlangsung di London's O2 Arena, kemarin, petenis peringkat sembilan dunia itu menundukkan petenis legendaris Swiss yang juga petenis peringkat tiga dunia Roger Federer dengan dua set langsung 7-6 dan 6-3.
Tidak berlebihan jika ia diprediksi bisa melangkah jauh di turnamen penutup musim itu. Apalagi, ia bukan petenis unggulan. Artinya ia tidak ada beban.
Berdasarkan peringkat, Nishikori sebenarnya tidak berhak tampil di ATP Finals. Ia menggantikan Juan Martin del Potro, petenis Argentina yang tengah cedera.
"Menghadapi Roger (Federer) selalu menjadi tantangan tersendiri buat saya. Apalagi itu terjadi di laga pertama yang biasanya selalu sulit," cetus Nishikori selepas laga.
Nishikori pun diharapkan dapat membuat kejutan kedua ketika dia bertemu Kevin Anderson, petenis peringkat enam asal Afrika Selatan, yang akan jadi lawan selanjutnya. Walau rangkingnya di bawah Anderson, Nishikori punya modal kuat untuk menghadapi laga keduanya.
Dari delapan kali pertemuan dengan Anderson, Nishikori sudah lima kali menang sejak pertama kali berjumpa pada 2015. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di babak 16 besar Paris Masters 2018. Kala itu Nishikori menang 6-4 dan 6-4.
Selain itu, Nishikori bukanlah anak baru di Final ATP. Dia pernah dua kali masuk semifinal pada 2014 dan 2016 dan selalu dikandaskan petenis Serbia Novak Djokovic yang kini merupakan petenis nomor satu dunia.
Namun, Nishikori tetap harus waspada karena Anderson juga berhasil merebut kemenangan di laga perdananya. Dia juga hanya perlu dua set untuk mengalahkan Dominic Thiem, petenis Austria. Laga tersebut berakhir dengan skor skor 6-3 dan 7-6.
"Setiap petenis memiliki kesempatan untuk mengalahkan siapa pun lawan mereka, apalagi di level ini. Belum lagi beberapa yang ikut kali ini pernah menjadi juara sehingga ada kesempatan juga untuk mereka mengulangi hal yang sama," Anderson menandaskan.
Sementara itu, Federer menyebut kekalahan di laga pertama karena dia tidak bisa fokus. "Saya gagal mempertahankan ritme untuk tetap memimpin di set kedua. Padahal, itulah kuncinya."
Belum percaya
Pada bagian lain, petenis Serbia Novak Djokovic mengaku masih tidak percaya dengan apa yang dia alami di akhir tahun ini. Selain bisa menjadi peserta Final ATP 2018 yang berlangsung di London, Inggris, Djokovic berhasil kembali meraih predikat petenis nomor satu dunia.
"Ini benar-benar musim yang luar biasa. Terutama dalam lima-enam bulan terakhir. Sejujurnya semuanya terasa tidak nyata. Namun, ini benar-benar mimpi yang jadi kenyataan," kata Djokovic.
Di London, Djokovic difavoritkan untuk menjadi juara, atau merebut gelar keenamnya dari Final ATP. Petenis berusia 31 tahun itu harus bisa lolos dari fase grup jika ingin benar-benar mengangkat trofi kemenangan.
Lawan-lawannya di babak penyisihan, atau di Grup Gustavo Kuerten, ialah Alexander Zverev (Jerman), Marin Cilic (Kroasia), dan John Isner (Amerika Serikat). Zverev merupakan petenis dengan rangking ketiga. Sementara itu, Cilic rangking lima dan Isner rangking ke-10. (News&Record/BBC/R-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved