Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Djokovic tidak Lelah Memburu Mimpi

Budi Ernanto
15/10/2018 03:30
Djokovic tidak Lelah Memburu Mimpi
( Johannes EISELE / AFP)

PELAN tapi pasti Novak Djokovic mulai menemukan kembali performa terbaiknya. Terkini, petenis asal Serbia tersebut berhasil menjuarai turnamen Shanghai Masters 2018. Berkat kesuksesan tersebut, Djokovic pun kini kembali mendekati peringkat pertama dunia. Itu artinya dia mulai mengancam posisi Rafael Nadal yang kini bercokol di peringkat pertama.

Djokovic tampil sebagai kampiun di Shanghai setelah menang dua set langsung  6-3 dan 6-4 atas petenis asal Kroasia Borna Coric. Gelar di Shanghai Masters itu sekaligus juga menjadi gelar turnamen Masters 1000 ke-32 dalam kariernya.  
Selain itu, hasil dari pertandingan itu pun memastikan Djokovic menggusur Roger Federer, petenis asal Swiss, dari peringkat kedua.

Djokovic kini mengoleksi 7.445 poin. Jumlah tersebut sudah melewati 6.900 poin yang dimiliki Federer. Namun, Djokovic masih butuh 816 poin untuk bisa melampaui perolehan Nadal. Menjadi petenis nomor satu dunia memang target Djokovic untuk saat ini. Impiannya itu dia harapkan bisa terwujud di akhir tahun ini dan dimulai dari Shanghai Masters yang tidak bisa diikuti Nadal lantaran masih mengalami cedera lutut.

“Empat, lima bulan yang lalu, itu terlihat agak jauh dari jangkauan, tetapi dengan hasil akhir-akhir ini, saya menempatkan diri saya dalam posisi yang cukup layak untuk memperjuangkan peringkat pertama, akhir tahun ini. Tentu saja itu menjadi salah satu tujuan utama yang dimiliki sebagai pemain tenis profesional,” kata Djokovic.

Djokovic terakhir kali menjadi petenis nomor satu dunia pada 2015. Dia tercatat sudah empat kali mengakhiri musim dengan menjadi petenis terbaik dunia, yakni selain pada 2015, juga pada 2011, 2012, dan 2014.

Tahun ini bisa dibilang menjadi momen kebangkitan Djokovic setelah lama menepi akibat mengalami cedera siku. Perjuangannya di musim ini diawali sejak awal tahun di Australia Terbuka 2018. Namun, dia terpaksa undur diri karena fisiknya belum siap. Beberapa turnamen bergengsi dia ikuti, tapi sering kali harus angkat koper sebelum masuk final.

Hingga akhirnya Djokovic benar-benar pulih dan mampu menjuarai dua turnamen grand slam, yakni Wimbledon 2018 dan Amerika Serikat 2018. Di antara dua turnamen tersebut, Djokovic juga memenangi Cincinnati Masters yang berhadiah seribu poin.

Latihan ekstra
Untuk bisa menjadi juara di Shanghai, Djokovic mengaku menjalani latihan ekstra. “Saya mengambil satu pekan tambahan untuk berlatih, memulihkan diri, dan menghabiskan beberapa waktu bersama keluarga dan bersiap-siap untuk Shanghai,” kata Djokovic.

Hasil latihannya itu berbuah positif karena dia tidak kehilangan servisnya di sepanjang perhelatan Shanghai Masters. Selain itu, Djokovic berhasil memperpanjang kemenangan beruntun menjadi 18 kemenangan setelah menjadi juara di Shanghai.

Selain itu, di musim ini dia mencatatkan rekor 20-6 di turnamen Masters 1000, termasuk memenangi gelar di Cincinnati (mengalahkan Federer) yang mengantarkannya menjadi petenis pertama yang berhasil mengoleksi kesem­bilan gelar turnamen Masters 1000. (AFP/Mirror/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya