Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Angkat Kesetaraan bagi Penyandang Disabilitas

Ghani Nurcahyadi
06/10/2018 06:00
Angkat Kesetaraan bagi Penyandang Disabilitas
(DOK KEMENSOS)

SUKSES menggelar Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September, Indonesia kini kembali menggelar pesta olahraga terbesar di Asia bertajuk Asian Para Games 2018. Ajang ini
khusus bagi atlet penyandang disabilitas se-Asia yang berlangsung di Jakarta mulai 6 Oktober hingga 13 Oktober.

Selama sepekan, multiajang empat tahunan edisi ketiga itu mengusung tema Semangat inspirasi dan energi Asia (The inspiring spirit and energy of Asia). Sebanyak 2.831 atlet penyandang disabilitas dari 43 negara turut
bertanding pada 18 cabang olahraga yang diperlombakan.

 

Dengan melibatkan atlet penyandang disabilitas, Asian Para Games punya pesan moral yang kuat bagi masyarakat soal kesetaraan, inklusivitas. Pesta olahraga inipun ingin mengejawantahkan pemberian kesempatan yang sama sebagai bagian dari penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

Pesan-pesan itu tersirat pula selama masa persiapan Asian Para Games 2018 yang melibatkan lintas sektor pemangku kepentingan di Indonesia. Kementerian Sosial misalnya, sebagai salah satu elemen penyelenggaraan
Asian Para Games 2018  menunjukkan kesungguhan dalam mempersiapkan ajang yang berada di bawah naungan Komite Paralimpiade Asia (APC) tersebut. Persiapan Kemensos dilakukan sejak masa prapenyelenggaraan hingga pascapenyelenggaraan Asian Para Games 2018.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Edi Suharto menuturkan,di masa persiapan penyelenggaraan, pihaknya melakukan pelatihan terhadap 300 koordinator yang membawahi 6.500 sukarelawan pendamping atlet maupun penonton penyandang disabilitas saat Asian Para Games 2018. “Isi materi pelatihannya kami berikan pemahaman mengenai karakteristik penyandang disabilitas dan tata cara memperlakukan mereka. Misalnya, untuk berbicara dengan pengguna kursi roda harus menyejajarkan mata. Memberi bantuan pun harus meminta izin sebagai bentuk kesetaraan,” ucap Edi di Jakarta, pada Rabu (3/10).

 

Di sisi lain, Kemensos juga menggencarkan sosialisasi agar pesan yang terkandung dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018 dapat dipahami seluruh masyarakat. Asian Para Games 2018 bukan sekadar ajang olahraga memperebutkan prestasi, tapi juga sarat pesan soal kemanusiaan, toleransi, dan kesetaraan.

“Pesannya ialah betapa penyandang disabilitas itu perlu dihormati hak-hak dan diapresiasi prestasi mereka karena mereka juga ikut mengharumkan nama bangsa. Terlebih lagi, mereka ke depan juga berpeluang mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade,” ujar Edi.  Dari kesiapan sarana dan prasarana penyelenggaraan, Kemensos bersama dengan Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee/Inapgoc) bahu-membahu menjalankan fungsi pengawasan dan evaluasi. Keduanya melakukan rangkaian peninjauan ke venue pertandingan dan prasarana pendukung.

 

Dalam peninjauan bersama Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa hari lalu, Edi mengungkapkan, masih ada beberapa aspek yang belum mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas, seperti guiding block untuk penyandang tunanetra. Meski demikian, Edi mengapresiasi kerja cepat panitia memperbaiki hal tersebut.


Pesta bersama

Kemensos memastikan penyelenggaraan Asian Para Games 2018 menjadi pesta bersama seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, Kemensos mengajak para penyandang disabilitas untuk menyaksikan bersama 546 nomor pertandingan yang diperlombakan pada Asian Para Games 2018.

Bersama dengan Inapgoc, Kemensos menyediakan 5.000 tiket gratis setiap hari bagi penyandang disabilitas. Distribusi tiket tersebut dipercayakan kepada lembaga pendamping penyandang disabilitas agar merata dan semua penyandang disabilitas memperoleh kesempatan yang sama.

 

Kemensos bukan hanya menyediakan tiket gratis bagi penyandang disabilitas, melainkan juga di seputar arena pertandingan yang dipusatkan di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kemensos menyediakan bus akses yang sudah ditambahkan sistem hidraulis untuk memudahkan penyandang disabilitas memasukinya kemudian mengantarkan mereka ke arena pertandingan.

“Tentu kami juga mengundang seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut menyaksikan secara langsung pertandingan Asian Para Games 2018. Memberikan semangat kepada atlet Indonesia, ikut memberikan tepuk tangan dan sorakan dukungan, serta memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih,” kata Edi.

 

Patut dicatat, tugas Kemensos tidak berakhir setelah Asian Para Games 2018 usai. Tugas berikutnya ialah memastikan warisan (legacy) penyelenggaraan Asian Para Games 2018 terus terjaga. Warisan terbesar yang ingin dihasilkan lewat Asian Para Games 2018 ialah menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang ramah terhadap penyandang disabilitas. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik