Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Petinju Pelatnas Asian Games Valen Nahak Meninggal Dunia

Arnoldus Dhae
02/8/2018 20:10
Petinju Pelatnas Asian Games Valen Nahak Meninggal Dunia
(Ist)

PETINJU muda Indonesia Valens Nahak akhirnya menghembuskan napas terakhir di RSUP Sanglah Denpasar, Kamis (2/8) malam. Valens pergi untuk selamanya setelah kurang lebih dalam tiga pekan berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening yang terus menggerogoti tubuhnya.

Ketua Pertina Bali Made Mulyawan menangis saat dimintai konfirmasi soal meninggalnya Valens Nahak.

"Maaf Mas. Saya tidak bisa bicara banyak soal Valens. Saya tidak kuat. Ada hal yang membuat saya sangat sedih," ujarnya Kamis (2/8).

Menurut pria yang biasa dipanggil De Gadjah tersebut, selama dirawat di RSUP Sanglah, Valens pernah berjanji saat dirinya berdua dalam kamar.

"Kata Valen, kalau dia sembuh, saya harus memberi hadiah. Dia minta hadiah. Apa saja. Saya akhirnya menyanggupi itu. Saya katakan, tolong kamu berjuang supaya sembuh. Saya akan memberikan apa saja yang kamu minta," ujar De Gadjah.

Setelah perjanjian itu, Valen meminta agar dirinya berkunjung setiap hari ke Sanglah. De Gadjah pun menyanggupinya. Hasilnya sungguh luar biasa.

"Kondisinya terus membaik. Perkembangannya sangat pesat. Fisiknya mulai pulih. Tetapi kenapa, ketika saya sedang berada di kota, Valen pergi untuk selamanya. Padahal, saya belum memberi hadiah kepadanya. Itu yang membuat saya tidak kuat," ujar Gadjah.

Seperti diberitakan, petinju kelas terbang (52 kg) Valens Nahak divonis menderita kanker getah bening stadium akut. Petinju kelahiran Laluan, Nusa Tenggara Timur, pada 15 Februari 1996 ini sebelumnya sempat tampil pada test event Asian Games, Februari 2018 dan sempat mengikuti Pelatnas Asian Games di Manado.

Namun, Valen pulang ke Bali sepekan sebelum Lebaran karena pelatnas diliburkan dan pada saat itulah ia ditengarai terkena kanker getah bening. Selama libur itu, kondisi Valens terus menurun. Sebelumnya, Valens hanya dirawat di rumah. Namun karena kondisinya terus menurun, Valens disarankan dirawat di Sanglah yang awalnya dibiayai sendiri oleh De Gadjah.

Setelah dirawat beberapa saat, banyak bantuan berdatangan untuk meringankan beban biaya perawatan. Namun rupanya nyawa Valen tidak tertolong. Selama perawatan di Sanglah, Valens dikunjungi oleh Asdep Kementerian Pemuda dan Olahraga Washinton.

Dalam kunjungan tersebut, Washinton berjanji akan melaporkan kondisi yang diderita Valen kepada Menpora untuk nantinya dibahas di tingkat kementerian untuk penanganan lanjutannya. Washinton mengatakan kementerian punya standar untuk penanganan atlet yang menderita penyakit. Sebenarnya Menpora yang membesuk Valen tetapi karena ada tugas mendadak, beliau menugaskan kepada Asdep Kemenpora.

Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, ikut bersedih mendengar kepergian Valen.

"Saya melihat sebenarnya kondisi Valen sudah membaik. Namun entah kenapa kondisinya dikabarkan drop lagi dan akhirnya terus meninggal," ujarnya.

Suwandi juga mengaku sempat memberi semangat kepada Valen bahwa sakit merupakan ujian dari Yang Maha Kuasa. Ia mengatakan, Valen sebenarnya terlihat semangat

Saat mendapat kunjungan para petinggi olahraga. Sesekali petinju yang meraih perak bagi Bali di ajang PON XIX/2016 Jawa Barat ini merespons ucapan-ucapan yang dilontarkan para petinggi olahraga dengan senyuman sembari duduk di kursi roda. Namun, takdir ternyata berbeda. Valen pergi untuk selamanya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya