Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Bukan Cara yang Ideal Menuju All England

Badmin-tonIndonesia/Beo/R-2
13/3/2018 04:31
Bukan Cara yang Ideal Menuju All England
(ANTARA FOTO/HO/Humas PBSI)

PENGURUS Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia tidak bisa menutupi kekecewaannya atas kegagalan para pebulu tangkis pelatnas membawa pulang gelar dari turnamen Jerman Terbuka. Padahal mereka berpeluang mencapai target setelah ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melaju ke final.

Sayangnya, pasangan muda itu gagal di partai pamuncak setelah dikalahkan pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko 16-21, 18-21, Minggu (12/3).

"Sebenarnya sangat di-sayangkan, karena sebelumnya mereka lebih dulu mengalahkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di semifinal," ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti saat dihubungi.

"Kelemahan mereka hanya kurang matang. Hal itu berpengaruh pada konsistensi dan keberanian," imbuhnya.

Karena itu ia berharap, mereka sudah lebih matang di Turnamen All England. "Sebenarnya kegagalan ini disa-yangkan. Begitu untuk tunggal putra. Memang lawannya ketat dan rata. Tapi, kembali lagi kami soroti konsistensi atlet kami. Dalam arti dengan persaingan ketat otomatis kita harus lebih siap, fokus, dan kosentrasi," katanya.

Sebelumnya, Fajar mengatakan bahwa dia dan Rian sebenarnya sudah menemukan ritme permainan yang pas. Tapi, karena servis yang dia lakukan sering dianggap salah, itu mengganggu konsentrasinya. "Saya jadi terus pikir cara servis yang tidak salah. Ketika terus dibilang tidak benar, jadi pengaruh besar," kata Fajar.

Di set pertama Fajar/Rian memang sudah memimpin perolehan skor hingga 10-7, namun servis Fajar dinyatakan salah oleh hakim servis sebanyak empat kali. Fajar/Rian yang jadi tidak fokus, tidak dapat menguasai keadaan sehingga gagal mematahkan serangan Inoue/Kaneko yang kerap mengembalikan shuttle cock ke arah yang sulit dijangkau.

Di set kedua, Fajar/Rian mencoba bangkit dan unggul jauh 11-6 di interval. Servis Fajar lagi-lagi disalahkan hakim servis. Hal itu kembali memengaruhi permainan pasangan Indonesia yang menjadi juara di Malaysia Masters 2018 itu. Servis Fajar tercatat dinyatakan salah sebanyak lima kali oleh hakim servis.

"Seandainya servis saya salah, kenapa dari babak pertama tidak ada yang menyalahkan? Sejak babak pertama, servis saya baru sekali dibilang salah. Kalau dari awal kan saya jadi bisa belajar, tapi disalahkan di babak final, bagaimana bisa belajar di pertandingan final?"

Meskipun demikian, Fajar/Rian juga mengakui lawan bermain lebih baik dan jarang membuat kesalahan. Dalam pertandingan, dituturkan Rian, dia dan Fajar bermain terburu-buru ingin mematikan lawan.

"Kami tidak puas banget sama hasil di turnamen ini, terutama penampilan kami di final," ujar Rian.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya