Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KONTINGEN Jawa Tengah dipastikan menjadi juara umum Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) 2017 di Surakarta. Jateng menyabet total 18 medali emas, 7 perak, dan 11 perunggu. Salah satu kunci kesuksesan kontingen yang juga berstatus tuan rumah itu tidak lain ialah keberhasilan mereka mendominasi cabang atletik. Dari cabang itu, mereka mendulang 12 emas. Di hari terakhir, kemarin, Jateng menambah dua emas di Stadion Sriwedari, Surakarta. Figo Saputra menjadi yang tercepat di nomor lari 400 meter putra kelas T47 dan Zalwa Deva Ningtyas di nomor lari 100 meter putri kelas T20.
Selain menguasai cabang atletik, Jateng bersinar di cabang debutan, boccia, dengan merebut dua emas di nomor berpasangan dan tunggal. "Persiapan Jateng memang sangat matang. Jateng juga diuntungkan dengan adanya Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) khusus disabilitas yang berkesinambungan berjalan sepanjang tahun," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi NPC Jawa Tengah Slamet Widodo. Sementara itu, posisi kedua klasemen final Peparpenas 2017 menjadi milik kontingen Jawa Barat. Jabar mengoleksi 16 medali emas, 7 perak, dan 6 perunggu. Sementara itu, juara bertahan Jawa Timur harus puas di posisi ketiga dengan 15 emas, 8 perak, dan 1 perunggu.
Di sisi lain, meski tidak menjadi juara, prestasi membanggakan dicapai kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka sukses mendominasi cabang tenis meja. Terbukti dari 10 medali emas yang diperebutkan, mereka sukses membawa pulang 3 di antaranya. Pencapaian itu sesuai dengan target yang dicanangkan DIY. Kepala Pelatih cabor tenis meja kontingen DIY Supriyadi pun mengaku bangga atas perjuangan anak didiknya kali ini. Supriyadi menyebut keberhasilan DIY mendominasi cabor tenis meja Peparpenas VIII berkat persiapan yang matang.
"Kita berlatih terus di pojok alun-alun, sudah biasa saya campurkan dengan yang normal supaya mentalnya naik. Kita bersyukur bahkan kami jadi juara umum di cabor tenis meja," kata pria yang pernah menjadi tenaga pendidik di sekolah luar biasa (SLB) tersebut. Total, kontingen Yogyakarta mengumpulkan 11 emas, 8 perak, dan 1 perunggu. Mereka ada di posisi kelima, di bawah Riau yang mengoleksi 12 emas, 4 perak, dan 4 perunggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved