Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
INSIDEN meninggalnya salah seorang suporter bernama Catur Juliantono saat laga timnas Indonesia kontra Fiji yang berlangsung di Stadion Patriot Chandrabhaga Kota Bekasi pada Sabtu (2/9) masih mengundang keprihatinan. Seperti diberitakan sebelumnya, bapak satu orang anak itu meregang nyawa setelah terkena petasan di bagian wajahnya. Dilaporkan, Catur tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Peristiwa itu tentu kembali memojokkan PSSI yang merupakan pihak penanggung jawab digelarnya laga persahabatan tersebut. Prosedur pengamanan pertandingan pun dipertanyakan, terlebih laga itu bertaraf internasional. Bobolnya pihak pengamanan sehingga suporter bisa membawa petasan dan menghidupkannya di dalam stadion menjadi preseden buruk bagi PSSI.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun berencana memanggil PSSI untuk mendengar penjelasan langsung induk organisasi cabang sepak bola itu terkait dengan keteledoran tersebut. Namun, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto masih belum memastikan kapan waktu yang tepat untuk mengundang pentolan PSSI ke kantor Kemenpora. “Bentuk action kami akan memanggil PSSI. Yang pertama tentu kami meminta penjelasan dari PSSI. Dalam aturan FIFA kan ada match protection, kita ingin tahu apakah PSSI telah menjalankan prosedur secara konsisten. Kami tidak ingin membicarakan teguran lebih dahulu,” ujar Gatot.
Lebih lanjut, pemanggilan tersebut juga menjadi bahan diskusi serius bagi pemerintah dan PSSI agar kejadian serupa tidak berulang. Apalagi tahun depan, Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah multiajang Asian Games 2018. Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria sekali lagi mengutuk keras penyebab terjadinya insiden petasan tersebut. Ia menegaskan bahwa panitia pelaksana (panpel) PSSI telah bekerja maksimal memproteksi agar peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan tidak terjadi.
“Pada 90 menit plus 1 seluruh pertandingan berjalan tertib dan tidak ada yang menyangka itu terjadi. Kami bertanggung jawab penuh meski itu bukan kata-kata yang sepadan. Kita akan hajar orang-orang yang mau merusak ini,” ungkap Tisha di rumah duka di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (3/9). Untuk pertanggungjawaban secara material, PSSI akan menanggung seluruh biaya pemakaman dan menjanjikan biaya sekolah bagi putra Catur, Hafidz Azami, yang saat ini masih berusia tiga tahun.
Titik terang
Sementara itu, Kepolisian Resor Metro Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku mulai menemukan titik terang untuk meng-ungkap pelaku penembakan suar nyasar yang menewaskan Catur. “Kami telah menemukan beberapa selongsong suar dan pengaman roket flare dari tribune belakang gawang,” kata Kapolrestro Kota Bekasi Kombes Hero Bahtiar, Minggu (3/9).
Menurut dia, temuan barang bukti itu diperoleh Satuan Reserse Kriminal dan Tim Identifikasi Polrestro Kota Bekasi saat melakukan olah tempat kejadian perkara Hero mengatakan olah TKP itu memberikan titik terang kepada kepolisian perihal penyebab kematian korban yang dipastikan akibat suar yang ditembakkan pelaku dari tribune selatan. (Ant/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved