Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
TIGA turnamen tenis paling bergengsi yakni grand slam sudah berlalu. Satu-satunya kesempatan bagi para petenis untuk meraih gelar grand slam tahun ini tinggal Amerika Serikat Terbuka yang akan berlangsung pada 28 Agustus sampai 10 September. Turnamen di lapangan keras itu memang menjadi kesempatan untuk meraih poin sebanyak-banyaknya. Hal itu pun disadari betul oleh petenis putri Rumania, Simona Halep.
Petenis peringkat kedua dunia itu memang membutuhkan gelar bergengsi untuk mengesahkan posisinya. Terakhir, petenis berusia 25 tahun itu hanya mampu menjadi finalis Prancis Terbuka pada Juni lalu. Itu berarti untuk kali kedua dia mencapai partai puncak di turnamen grand slam tanah liat itu tanpa mampu meraih gelar setelah 2014. Sama halnya dengan posisi dia di peringkat kedua saat ini yang pernah diraihnya pada 2014.
Tidak mengherankan jika dia begitu bernafsu memburu gelar grand slam pertama dia AS Terbuka nanti. Untuk itu, dia membutuhkan turnamen pemanasan guna mencapai performa terbaiknya. Pertama-tama dia akan berusaha mempertahankan gelarnya di turnamen WTA dan ATP Citi Open. Setelah itu, dia akan bermain di Western & Southern Womens Open, pekan depan.
“Saya ingin berada pada performa terbaik saya di AS Terbuka. Turnamen itu sangat penting. Jadi setiap pertandingan sangat penting untuk menaikkan penampilan saya,” ujar Halep. “Tentu saja saya fokus dengan apa yang saya lakukan di lapangan dan apa yang saya butuhkan agar lebih kuat. Saya masih percaya diri. Saya hanya perlu beberapa pertandingan sebelum ke AS Terbuka,” lanjut Halep yang dikandaskan petenis Latvia, Jelena Ostapenko, di final Prancis Terbuka.
Senada, petenis peringkat sembilan putra asal Jepang, Kei Nishikori, juga berambisi mengakhiri paceklik gelarnya dalam 18 bulan terakhir sebagai bekal menuju AS Terbuka. “Saya tidak mau berpikir terlalu banyak, tapi penting bagi saya sebuah gelar untuk menambah kepercayan diri.” Sementara itu, petenis Argentina Juan Martin del Potro menyebut setiap turnamen menjadi penting karena para petenis elite ambil bagian untuk pemanasan. Alhasil tidak mudah menjadi juara. “Tidak mudah menjadi juara di turnamen ATP karena di sini pun kami harus bersaing dengan para petenis top,” ujarnya. (AFP/AP/Mln/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved