Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
MULTIAJANG SEA Games Kuala Lumpur 2017 akan berlangsung kurang dari 30 hari lagi.
Ironisnya, sejumlah persoalan masih menghantui para atlet dan pelatih dalam persiapan mereka, khususnya terkait dengan anggaran dan peralatan.
Beberapa di antara mereka memang tidak mau mengambil pusing dengan segala kendala itu.
Mereka mengaku ingin fokus mencapai target pada multiajang dua tahunan tersebut.
Pelatih kepala tim ski air Indonesia, Rusdi Amir, misalnya. Menurutnya, saat ini ada 12 atlet yang terdiri atas 6 putra dan 6 putri di pelatnas.
Mereka semua masih menggunakan peralatan yang hingga kini sudah berusia setahun lebih.
Padahal, untuk bisa bersaing dengan atlet dari negara-negara lain, mereka membutuhkan peralatan baru.
"Atlet harusnya beradaptasi dulu dengan peralatan baru. Kini dengan waktu yang sudah mepet sepertinya tidak mungkin. Padahal ada tiga atlet yang ingin pecahkan rekor SEA Games," kata Rusdi di Jakarta, kemarin.
"Kami ditargetkan dapat lima medali emas oleh Satlak Prima. Kami upayakan akan mencapai target itu dan sekaligus menjadi juara umum," tegasnya.
Selain peralatan, persoalan lain yang bisa mengganggu konsentrasi pada atlet dan pelatih ialah anggaran yang kerap terlambat cair.
Rusdi menjelaskan itu ialah anggaran sejak Januari hingga Maret tahun ini.
Sementara itu, biaya untuk pelatnas sepanjang April sampai bulan ini, menurutnya, tidak ada masalah.
"Akhirnya kita pakai dana sendiri, mau minta sekarang sudah bosan," kata dia lagi.
Terkait dengan anggaran pula, pelatih tim nasional tenis putra, Andrian Raturandang, mengatakan pemerintah sudah membayarkan honor para atlet dan pelatih hingga Juni kemarin.
Namun, untuk bulan ini, honor belum dibayarkan.
Seharusnya, gaji keluar maksimal tanggal 7 setiap bulan dan selambat-lambatnya tanggal 10.
"Kalau peralatan, kami sudah bicarakan dengan manajemen Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti). Katanya ada anggaran itu, tapi berapa jumlahnya itu kemungkinan besar dikurangi."
"Kami tidak tahu apakah nanti yang muncul berupa uang atau langsung dibelikan peralatan. Namun, pastinya soal kualitas peralatan pasti tidak ada masalah. Hanya belum tahu kapan munculnya," terang Andrian.
Andrian yang menangani lima atlet putra mengatakan target anak asuhnya di Malaysia ialah dapat emas. Andrian menegaskan walau yang ditargetkan medali emas, bukan berarti tidak ada lawan yang harus diantisipasi.
Thailand dan Vietnam ialah dua negara yang cukup menantang di setiap ajang regional.
"Selain itu, Malaysia patut diwaspadai. Itu saja," ujar dia.
Untuk fisik dan mental atlet siap, test event terus dilakukan dan pada akhir bulan ini.
Seluruh atlet akan terbang ke Thailand untuk mengikuti kejuaraan internasional yang berlangsung selama dua pekan.
Namun, yang ikut kemungkinan hanya empat atlet karena Christopher Rungkat masih ada di Amerika Serikat.
Tidak masalah
Menpora Imam Nachrawi sudah menjelaskan honor para atlet dan pelatih sudah tidak bermasalah dan ia meminta semua pihak bersabar karena prosesnya bertahap.
Sesmenpora Gatot S Dewabroto juga sudah mengatakan restrukturisasi Satuan Kerja di Kuasa Pemegang Anggaran (Satker KPA) menjadi penyebab utama keterlambatan uang saku itu.
Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto bahkan berjanji mulai bulan depan tidak ada lagi keterlambatan gaji, peralatan, dan akomodasi. "Kami optimistis mulai bulan depan tidak ada keterlambatan karena semua unit yang terlibat sudah menjadi satu."
(R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved