Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
ROGER Federer hanya perlu dua kemenangan lagi untuk kembali membuat rekor dengan menjadi petenis yang paling banyak mengoleksi gelar Wimbledon. Petenis Swiss itu memang amat berpeluang untuk merebut gelar ke delapan di turnamen tersebut.
Langkah dia semakin lempeng lantaran tiga saingan terberat, yakni Andy Murray, Novak Djokovic, dan Rafael Nadal, telah dulu angkat koper. Persoalannya kini lebih pada Federer.
Jika dilihat dari lawannya di semifinal, yakni petenis Republik Ceko, Tomas Berdych, di atas kertas, Federer bisa melewatinya, apalagi jika performa Federer sepanjang tahun ini dilihat.
Ditambah lagi, dari rekor pertemuan keduanya, petenis berusia 35 tahun itu tercatat telah memenangi 18 dari 24 pertemuan sebelumnya. Meski begitu, Federer tidak mau menganggap enteng lawan.
Menurut dia, tidak ada lawan yang mudah di turnamen sekelas grand slam, apalagi ketika sudah di babak-babak akhir. "Tidak ada lawan yang mudah. Menjadi favorit atau tidak, bukan masalah. Mereka (para semifinalis) terkenal punya pukulan hebat," ujar Federer yang menghadapi Sam Querrey atau Marin Cilic di partai final.
Menurut Federer, fokus utamanya kini ialah bukan memecahkan rekor, melainkan bagaimana bermain sebaik-baiknya. "Saya sudah bermain sangat baik tahun ini. Kini saya lebih percaya diri," lanjut Federer yang juga berpeluang menjadi petenis tertua kedua yang menjadi juara Wimbledon setelah Ken Rosewall menjadi juara pada 1974 di usia ke-39.
Di sisi lain, Berdych sadar betul posisinya sebagai underdog dalam laga nanti. Itu sebabnya dia berusaha mengoyak prediksi itu dan sekaligus merusak impian Federer. "Roger petenis terbesar sampai saat ini. Jadi sebuah tantangan hebat bagi saya bisa menghadapi dia lagi," kata petenis berusia 31 tahun itu.
Sementara itu, Marin Cilic mengaku tidak mau bernasib sama seperti Andy Murray. Itu sebabnya ia tidak akan terbuai dengan rekor kemenangannya atas Querrey. "Saya pernah menghadapi dia selama 5 jam 31 menit," kata Cilic yang sementara unggul 4-0 atas Querrey.
Final kedua
Di bagian putri, petenis Spanyol yang juga unggulan ke-14 berhasil merebut tiket ke final Wimbledon kedua dalam tiga tahun terakhir. Kesuksesan petenis kelahiran Caracas, Venezuela, 23 tahun silam itu, setelah di semifinal mengalahkan petenis Slovakia, Magdalena Rybarikova 6-1, 6-1, dalam waktu hanya 64 menit di Lapangan Tengah.
"Saya bermain sangat baik dan sangat percaya diri. Dengan begitu saya bisa menguasai keadaan," ujar Muguruza yang harus mengakui keunggulan Serena Williams di final Wimbledon 2015.
"Saya akan menikmati kemenangan ini dulu. Setelah itu, baru final. Tentu saja menjadi juara <>grand slam menjadi impian terbesar para petenis," lanjut dia. Di final, Muguruza akan menghadapi Venus Williams yang menang 6-4, 6-2 atas Johanna Konta(AFP/AP/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved