AKTIVITAS pelayaran armada Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
(ASDP) Indonesia Fery di Kupang, Nusa Tenggara Timur, sudah kembali
normal, kemarin. Sebaliknya, giliran perairan selatan Jawa Tengah
(Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dilanda gelombang
tinggi. Kemarin, ASDP Kupang memberangkatkan tiga armada, yakni Kapal
Motor (KM) Uma Kalada rute Kupang-Rote, KM Ile Labalekan Kupang-Semau,
dan KM Ine Rie II Aimere-Waingapu. Dua hari sebelumnya, seluruh rute
pelayaran ditutup akibat cuaca buruk. Armada yang berlayar tersebut
mengangkut penumpang yang menghabiskan liburan Natal.
Satu hari
sebelumnya, KM Ile Labalekan baru kembali dari pelayaran dari Pulau
Alor. Kapal itu melintasi Selat Ombai yang sering bergelombang tinggi.
Adapun KM Ile Ape tengah dalam pelayaran dari Pulau Sabu melintasi Laut
Sawu. Kepala PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang Arnoldus Yansen,
kemarin, mengatakan pihaknya tetap memberlakukan buka tutup pelayaran
akibat cuaca buruk. "Jika terjadi cuaca buruk, pelayaran dapat
dihentikan sementara," ujarnya. Dari Cilacap, Jateng, kondisi cuaca di
Samudra Hindia sebelah selatan Jateng dan DIY masih buruk, sebab
gelombang maksimal bisa mencapai 4 meter.
Pengamat cuaca BMKG
Cilacap Rendi Krisnawan mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan
peringatan dini adanya gelombang tinggi. "Gelombang di samudra bisa
mencapai 4 meter. Di pantai ketinggian gelombang capai 2,5 meter. Dengan
kondisi seperti itu, kami peringatkan kepada nelayan untuk waspada jika
masih tetap melaut, karena gelombang tinggi yang terjadi sangat
membahayakan nelayan," ujar Rendi. Rendi juga mengingatkan kepada
wisatawan yang berlibur di Pantai Teluk Penyu, Pantai Widarapayung di
Cilacap dan pantai-pantai di Kebumen untuk berhati-hati, sebab di
pantai, ketinggian gelombang dapat mencapai 2,5 meter.
Sementara
itu, nelayan di sejumlah tempat di Cilacap seperti di Pantai Kemiren,
Rawajarit, dan Teluk Penyu memilih untuk libur melaut. "Cuaca tidak
bersahabat, karena gelombangnya tinggi dan anginnya kencang," kata Agus,
42, salah seorang nelayan di Teluk Penyu. Ketua KUD Mino Saroyo Cilacap
Untung Jayanto mengakui bahwa transaksi di tempat pelelangan ikan (TPI)
menurun, karena sebagian besar nelayan tidak melaut.
Pencarian berlanjut Dari
Siwa, Sulawesi Selatan, Tim Gabungan Basarnas masih terus mencari 15
penumpang KM Marina Baru 2B yang tenggelam di Teluk Bone, Sabtu (19/12)
lalu. Menurut Kepala Basarnas Provinsi Sulawesi Selatan, Roki Asikin,
kemarin, pencarian korban belum ada perkembangan. "Total penumpang yang
ditemukan sebanyak 103 korban. Belum ada tambahan. Sebanyak 15 korban
belum ditemukan," jelas Roki. Sebanyak 40 orang ditemukan selamat,
sedangkan 63 orang meninggal dunia. Wilayah pencarian kini mencapai
Perairan Wotu, Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dan Perairan Kolaka
Utara, Sulawesi Tenggara.(LD/LN/N-2)