Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
HUJAN yang mengguyur sejumlah daerah hingga pekan ini tidak menguntungkan petani. Di Jawa Tengah, hujan selama dua pekan di Kabupaten Sukoharjo menyebabkan banjir yang menggenangi area persawahan di enam kecamatan. Hama wereng pun mulai bermunculan dan menyerang tanaman padi.
"Iklim basah ekstrem sejak masa tanam pada November silam menjadi buah simalakama bagi petani. Ketika awal-awal padi tercukupi air, petani senang. Namun menjelang panen justru banjir datang dan bersamaan dengan serangan hama wereng," terang koordinator petani pengguna air irigasi Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, kepada Media Indonesia, kemarin.
Harga gabah pun turun drastis karena kualitas gabah menurun. Petani menjual gabah ke tengkulak Rp3.000 per kg hingga Rp3.300 per kg, lebih rendah daripada harga pembelian pemerintah (HPP), yakni Rp3.700 per kg.
Dari Kalimantan Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi meminta para petani mewaspadai hama wereng, tikus, dan puso akibat banjir. "Saat ini kondisi tanaman padi di Kalteng masih aman, tapi petani harus tetap mewaspadai serangan hama," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan Kalteng, Mampul.
Di tengah ancaman puso terhadap tanaman padi, ketersediaan pupuk urea bersubsidi untuk kebutuhan petani mencukupi. Di Klaten, kebutuhan pupuk urea bersubsidi melimpah dan petani tidak akan kekurangan pupuk pada musim tanam tahun ini.
Sesuai dengan rencana definitif kebutuhan, kelompok tani Klaten tahun ini membutuhkan pupuk urea 25.774 ton. Namun, Pemprov Jateng hanya memberikan alokasi 25.280 atau kurang 464 ton.
Kasi Sarpras Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Klaten, Wahyu Wardana, mengatakan petani tidak perlu resah sebab jumlah pupuk yang disediakan mencukupi.
Pada bagian lain, saat ini jumlah petani mulai berkurang. Di Sukabumi, Jawa Barat, jumlah petani terus berkurang. Selain berkurang, rata-rata umur petani 40 tahun ke atas.
"Di Kabupaten Sukabumi terdapat 2.800 unit kelompok tani dengan rata-rata jumlah anggota hanya 30 orang hingga 40 orang. Umurnya rata-rata di atas 40 tahun ke atas. Ada kecenderungan jumlah petani turun walau kami belum meneliti," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Dedah Herlina.(WJ/SS/JS/BB/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved