Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pilkada di Jawa Barat Rawan Konflik

07/2/2017 09:23
Pilkada di Jawa Barat Rawan Konflik
(Antara/Adiwinata Solihin)

ADA banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kerawanan selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Jawa Barat (Jabar). Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan menyampaikan hal itu seusai menggelar rapat koordinasi analisis evaluasi kamtibmas dengan jajaran kapolres di Kota Cirebon, kemarin.

"Kerawanan karena berbagai faktor. Itu bisa disebabkan dari peserta pemilu itu sendiri karena peserta dalam mengikuti pesta demokrasi belum siap menang dan belum siap kalah. Karena itu perlu dibangun mentalitas dari setiap peserta pemilu," kata Anton.

Kerawanan lainnya bersumber dari rasa kurang percaya terhadap penyelenggara pemilu. "Kalau penyelenggara pemiliu kurang adil, akan menimbulkan kerawanan," tambahnya.

Faktor lainnya yang juga bisa menyebabkan kerawanan ialah permasalahan anggaran, politik uang, serta tokoh masyarakat terbawa-bawa mendukung calon tertentu yang menimbulkan konflik sosial.

"Kampanye kurang etis dan mengarah kepada fitnah, caci maki seolah-olah demokrasi kita ini belum siap untuk dewasa."

Cara mengantisipasinya ialah dengan sosialisasi kepada peserta pemilu tentang tata cara berkampanye dengan baik. "Kalau ada hoax akan kita tangkap," tegasnya.

Pada kesempatan sama, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus menambahkan rapat koordinasi tersebut, selain keamanan, membahas kesiapan pilkada di dua kabupaten, yakni Cimahi dan Tasikmalaya.

Dari Kota Cimahi, Panitia Pengawas Pemilu setempat berharap tiga pendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dapat menjaga suasana kondusif menjelang hari pencoblosan pada 15 Februari mendatang.

Ketua Panwaslu Kota Cimahi Zaenal Abidin mengatakan salah satu upaya untuk menjaga kekondusifan jelang pilkada Cimahi dengan menghindari kampanye hitam. "Sekecil apa pun isu yang berembus di masyarakat, bakal menimbulkan suatu permasalahan yang efeknya tidak baik terhadap pesta demokrasi ini. Lebih baik pasangan calon memberikan penjelasan tentang visi misi dan program prioritas pada masyarakat," imbau Zaenal.

Suasana kampanye di Kota Cimahi sempat memanas setelah ada pasangan yang menuduh lawannya sebagai anggota partai komunis. Hal itu memicu kemarahan pendukung pasangan yang dituduh komunis.

Kotak kosong
Pada bagian lain, intimidasi terhadap relawan kotak kosong pada pilkada Pati, Jawa Tengah, terus berlanjut. Gelombang dukungan terhadap kotak kosong menjadi pilihan terus membesar.

Pantauan Media Indonesia di Pati kemarin, suasana kabupaten kian memanas menjelang pelaksanaan pilkada serentak 15 Februari.

Gelombang dukungan terhadap kotak kosong semakin membesar melawan calon tunggal Haryanto-Saiful Arifin yang diusung delapan partai.

Hingga kini tercatat 10 ribu re-lawan mulai mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, pekerja, petani, hingga kalangan profesional mendukung kotak kosong.

Ketua Aliansi Kawal Demokrasi Pilkada (AKDP) Pati, Sutiyo, mengatakan intimidasi terhadap relawan kotak kosong semula melalui media sosial, pesan singkat, perusakan fisik posko, dan pencopotan atribut kampanye.

Kini intimidasi menjalar hingga aksi perusakan kendaraan milik Ketua AKDP Sutiyo.

"Saya melaporkan perusakan mobil saya ke Polres Pati dengan membawa barang bukti. Ini merupakan bentuk intimidasi yang paling jelas dilakukan terhadap relawan kotak kosong," ungkapnya.

Ia yakin kotak kosong akan memenangi pilkada Pati. Alasannya dalam hitungan relawan, jumlah pendukung kotak kosong mencapai lebih dari 300 ribu orang, baik dari relawan maupun anggota partai yang bersimpati. (DG/AS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya