Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Numpang di Pos, Yayah Rindu Anak-anaknya

MI
03/2/2017 11:21
Numpang di Pos, Yayah Rindu Anak-anaknya
(MI/Depi Gunawan)

DIDI Kardian, 52, bersama istrinya, Yayah, 53, sedang leyeh-leyeh dalam rumah mereka yang tidak biasa. Mereka menumpang hidup di pos keamanan yang tidak jauh dari Kantor Dinas Sosial (Dinsos) di Jalan Sindang Sirna, Kota Bandung, Jawa Barat.

Pos itu tadinya milik perumahan Fatamorgana di Jalan Cipedes Tengah RT 7 RW 3 Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi namun sudah tidak terpakai.

Di pos keamanan yang hanya berukuran 2 x 1 meter itu, tak ada barang mewah. Jangankan televisi, radio kecil pun mereka tidak punya. Untuk tidur pun tidak ada sekat pemisah. Didi dan Yayah tinggal di sana bersama kedua anaknya Ade Yadi, 28, serta Sandi Febriyana, 17. Sudah empat bulan ini pos itu menjadi 'istana' mereka, setelah diusir pemilik kontrakan karena tidak bisa membayar uang sewa sebesar Rp350 ribu per bulan.

Selama tinggal di pos, mereka hanya dapat mandi dua bulan sekali karena disana tidak ada kamar mandi. Untuk kebutuhan MCK, mereka lari ke musala.

Sudah setengah tahun ini Yayah menderita stroke dan sulit berjalan. Sang anak sulung, Ade juga sulit berjalan karena kaki kirinya patah.

"Dulu, saya bekerja jadi pembantu sehingga masih bisa bayar kontrakan rumah dan kebutuhan sehari-hari. Tapi dengan kondisi stroke ini, saya engga bisa berbuat apa-apa karena penghasilan suami dari supir tembak angkot enggak cukup," tutur Yayah, kepada Media Indonesia, kemarin.

Sebenarnya Didi dan Yayah masih punya tiga anak lainnya namun mereka tidak tinggal bersama dan harus berpindah-pindah menumpang di rumah orang lain karena ukuran tempat tinggalnya yang terlalu kecil.

"Bapak suka menumpang tidur di kios di depan pos keamanan karena di sini tempatnya ga cukup," kata Yayah lagi.

Yayah mengaku hanya makan sekali dalam sehari. Untuk menopang kebutuhan hidup, Sandi, anak yang masih bersekolah di SMA PGRI 1 Bandung kini menjadi juru parkir, bergantian dengan Ade.

Hanya Sandi yang masih bersekolah, sementara adiknya Faisal Mail, 13, yang baru kelas 6 SD terpaksa putus sekolah.

Kedua anaknya yang lain Aldi dan Diana, bekerja di tempat berbeda dan terpaksa menumpang di rumah temannya. "Kalau nanti sudah punya tempat tinggal tetap, mungkin keluarga saya bisa kumpul lagi. Jadi ibu engga terus kepikiran sama anak-anak lagi, " lirih Yayah pilu.

Sandi masih bisa melanjutkan pendidikan setelah pihak sekolah mengetahui kondisi Sandi dan keluarganya. Sandi yang awalnya tak mau sekolah karena tidak punya sepatu dan harus bekerja, akhirnya mau sekolah kembali setelah dibujuk gurunya.

Rasa iba juga yang membuat Afnizar ,65, menawarkan rumah tinggal baru bagi keluarga miskin itu. "Biasanya sih rumah ini digunakan untuk pasien yang berobat di RS Hasan Sadikin tapi sekarang lagi kosong," sebutnya. (Depi Gunawan/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya