Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Selamatkan UII Harsoyo Mundur

Agus Utantoro
30/1/2017 10:01
Selamatkan UII Harsoyo Mundur
(MI/Furqon Ulya Himawan)

REKTOR Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo meminta tidak ada aksi penolakan pengunduran dirinya, seperti, gerakan #saveharsoyo di media sosial (medsos).

"Orang bisa menganggap saya sebenarnya tidak mau mundur. Karena itu, dukung saya untuk mengembalikan amanah ini," katanya di Yogyakarta, kemarin.

Dia menegaskan pengunduran itu ialah wujud pertanggungjawaban dirinya atas tewasnya tiga mahasiswa dalam pendidikan dasar Mapala UII, The Great Camping (TGC) ke-37.

Dirinya mengaku telah mengajukan pengunduran diri ke Ketua Badan Wakaf (BW) UII Dr Luthfi Hasan. Pengajukan itu kemudian disampaikan ke Menristek Dikti M Nasir yang hadir di Yogyakarta pada Kamis (26/1).

Salah satu pertimbangannya ialah untuk membantu UII agar terbebas ancaman sanksi manajemen.

Di mana, lanjut dia, rektorat tidak menunjuk dosen untuk mendampingi kegiatan dan berada di lokasi kegiatan mahasiswa. Padahal, tambahnya, kegiatan itu jelas-jelas berisiko.

Akan tetapi, sambung Harsoyo, pengunduran diri itu bukan berarti meninggalkan tanggung jawab.

"Saya tidak meninggalkan gelanggang atau peperangan. Pengunduran diri itu ialah pertanggungjawaban saya sebagai penerima amanah," tegasnya.

Dirinya akan mengantarkan 16 panitia acara untuk menjalani pemeriksaan di Polres Karanganyar, Jawa Tengah, pada Selasa (31/1).

"Surat dari Polres Karanganyar agar saya menyerahkan 16 mahasiswa untuk diperiksa di Polres sudah saya terima. Saya sendiri yang akan mengantar mereka."

Wakil Rektor III UII Abdul Jamil juga mengikuti langgam Harsoyo dengan mengundurkan diri dari jabatan dan siap menerima sanksi. Apalagi, dirinya menempati posisi yang bertanggung jawab atas kegiatan kemahasiswaan ternyata tidak mampu mengantisipasi kejadian semacam itu. "Itu adalah tanggung jawab saya," tegasnya.

Polres Karanganyar, Jawa Tengah, masih merahasiakan dua nama calon tersangka kematian tiga peserta Diksar Mapala UII itu.

"Baru nanti malam (tadi malam) kami akan gelar perkara. Sekali lagi doakan semoga semua lancar dan upaya penetapan tersangka kasus itu bisa diumumkan," tegas Kapolres Karanganyar AKB Ade Safri Simanjuntak.

Untuk memperkuat pengungkapan kasus kekerasan itu, lanjut Ade, tim kembali mendatangi lokasi kejadian di Gunung Lawu.

Ade mengakui, lokasi kejadian di kawasan Lawu, Dukuh Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Tawangmangu, masih ditutup bagi publik. "Ada dua izin masuk ke polres, tetapi kita tolak. Kawasan yang digunakan untuk Diksar masih kami beri garis polisi."

Kota pendidikan
Tragedi Mapala UII telah ikut mencoreng citra Kabupaten Sleman sebagai kota pendidikan, yakni sejumlah perguruan tinggi di DIY yang bertempat di Sleman, termasuk UII.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyesalkan kejadian itu. Apalagi, Sleman yang merupakan kawasan pendidikan. "Kami sudah mengimbau kepada kampus-kampus agar menjaga muruah sebagai kota pendidikan. Kegiatan ilmiah semestinya yang lebih digalakkan."

Dia menilai kejadian itu tidak bisa digeneralisasi terjadi di seluruh Sleman. "Kejadian tersebut tidak bisa digeneralisasi. Lebih dari 200 ribu mahasiswa yang tinggal di Sleman. Kami harapkan jangan sampai resah, jangan sampai takut. Ini kekhilafan, kealpaan, dan kesalahan. Ini menjadi pengalaman yang sangat menyedihkan dan berharga." (WJ/AT/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya