Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KETUA Gerakan Pemuda (GP) Ansor Badung Imam Buchori ikut melaporkan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman ke Polda Bali terkait dengan pencemaran nama baik terhadap pecalang (polisi adat) Bali yang dituduh melempar umat muslim serta melarang umat muslim salat Jumat di Bali.
Saat dimintai konfirmasi di sela-sela laporan tersebut, Buchori mengaku menolak FPI masuk ke Bali.
"Ansor tidak menghendaki FPI ada di Bali. Kami menolak FPI masuk Bali. Kami juga menolak paham radikalisme masuk ke Bali karena bisa memecah belah kerukunan antarumat beragama di Bali," ujarnya di Mapolda Bali, Denpasar, Senin (16/1).
Menurut Buchori, apa yang dikatakan Munarman saat dirinya berada di studio Kompas TV beberapa waktu lalu itu sangat tidak benar. Fakta di Bali justru berbanding terbalik. Di Bali, pecalang justru turut menjaga keamanan terhadap umat beragama termasuk umat Islam yang sedang menggelar salat.
"Banyak acara agama di Bali yang melibatkan pecalang. Ini simbol toleransi. GP Ansor sudah bersama-sama membangun keharmonisan di Bali. Ini sudah berlangsung sejak lama, sejak GP Ansor ada di Bali. GP Ansor Bali sikapnya jelas, yaitu membangun tolerasi di Bali," ujarnya.
Ia menjelaskan, sebagaimana pecalang ikut terlibat dalam setiap kegiatan keagamaan, demikian pula GP Ansor Bali. Setiap kegiatan di masyarakat, baik menjaga gereja, acara keagamaan lainnya, kata Buchori, GP Ansor selalu terlibat untuk ikut menjaganya.
"Perkataan Munarman itu tidak benar. Ansor tidak menghendaki FPI ada di Bali. Ansor antiradikalisme," ujarnya.
Menurutnya, GP Ansor Bali meminta dan bermesan kepada seluruh warga di Bali, baik umat muslim maupun agama lainnya, agar tidak terpengaruh dengan apa yang dikatakan Munarman. Ia juga meminta agar tokoh-tokoh agama di Bali, ormas, dan juga GP Ansor agar selalu berkomunikasi.
"Kita selalu komunikasi dengan berbagai tokoh agama, demi keutuhan Bali. NKRI itu harga mati," ujarnya.
Ia meminta agar Munarman diproses secara hukum, karena berbahaya bagi kerukunan umat beragama. Pola FPI itu radikalisme, adapun Ansor antiradikalisme. Di Bali butuh kedamaian.
"Jangan sampai kita membalik periuk kita sendiri, karena Bali hidup dari pariwisata," ujarnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved