Sumsel Tetapkan Siaga Karhutla Awal Februari

Dwi Apriani
16/1/2017 18:23
Sumsel Tetapkan Siaga Karhutla Awal Februari
(ANTARA)

UPAYA antisipasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan terus dilakukan. Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Sumsel menetapkan status siaga karhutla pada 1 Februari mendatang.

Staf Ahli Bidang Perubahan Iklim Provinsi Sumsel, Najib Asmani, mengatakan, antisipasi sejak dini terhadap karhutla sudah diterapkan sejak 2016 lalu karena mengingat kejadian bencana asap yang terjadi pada 2015 lalu cukup besar.

"Kita berencana tetapkan status siaga kebakaran lahan dan hutan pada 1 Februari mendatang," ujar Najib di Palembang, Senin (16/1).

Pada 2016 lalu, status siaga bencana karhutla sudah ditetapkan Maret. Adanya penetapan status siaga itu dinilai sebagai antisipasi dini munculnya titik panas yang diperkirakan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Najib menjelaskan, pada 2015 tercatat titik panas sebanyak 27.043 dan pada 2016 sebanyak 910 titik. Sementara untuk luasan areal terbakar pada 2015 sebanyak 736.562 hektare dan 2016 sebanyak 978,3 hektare.

"Kita maksimalkan antisipasi dengan peningkatan posko pengawasan terpadu dan pengamanan lahan gambut," jelasnya.

Diakui Najib, dengan adanya penetapan status siaga itu, maka akan dapat diantisipasi adanya titik api dan bisa diambil langkah atau upaya penanganan sebelum titik api dan areal yang terbakar menjadi meluas.

Ia menjelaskan, penetapan tersebut juga agar bantuan dari sejumlah instansi, termasuk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat datang lebih awal.

"Diperkirakan jumlah titik panas pada 2017 di Sumsel akan lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Itu karena kondisi lahan akan jauh lebih kering akibat musim kemarau normal di kisaran Maret hingga September. Karena itu, ini lah yang menjadi titik utama perhatian kita," beber dia.

Pihaknya juga mewaspadai keberadaan lahan gambut yang ada di Sumsel, di mana dari 1,4 juta hektare lahan gambut, sekitar 400.000 hektare di antaranya menjadi fokus utama.

Ia menerangkan, langkah pembasahan lahan terus dilakukan dengan mamasang embung dan membangun sekat kanal sehingga lahan gambut tetap basah dan terjaga.

"Kita terus berkoordinasi dengan Badan Restorasi Gambut dan perusahaan pemegang izin konsesi," jelas Najib.

Lahan mineral juga terus dipantau dalam upaya antisipasi karhutla tahun ini. Adapun daerah yang menjadi fokus perhatian yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Tidak hanya itu, pihaknya juga memfokuskan upaya antisipasi karhutla di Lahat, Prabumulih, Musi Rawas, dan Muara Enim.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Sigit Wibowo mengatakan, keterlibatan masyarakat juga berperan penting dalam pencegahan karhutla di Sumsel. Itu karena salah satu pemicu kebakaran karena masih adanya masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.

"Apabila tingkat kesadaran masyarakat meningkat, potensi titik api dapat ditekan," ucapnya.

Diakuinya, sudah ada 123 desa yang memiliki kelembagaan Masyarakat Peduli Api (MPA) di seluruh Sumsel.

"MPA ini terus dibina untuk dapat mengantisipasi api jika di wilayahnya ada ditemukan titik api. Karena itu, peranan dan keberadaan MPA sangat penting untuk menangani karhutla di daerah kita. Peranan masyarakat juga penting untuk ini," tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya