Kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh Terbakar

Rudi Kurniawansyah
10/1/2017 20:35
Kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh Terbakar
(MI/Rudi Kurniawansyah)

BENCANA kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Riau sejak awal tahun ini. Sedikitnya, lebih dari 100 hektare kawasan hutan lindung Bukit Betabuh di Kecamatan Pucuk Rantau, Kabupaten Kuantan Singingi, terbakar hebat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Riau, Yulwiriati Moesa, kepada Media Indonesia seusai meninjau langsung lokasi kebakaran, mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan helikopter untuk memadamkan kawasan hutan lindung yang masih terbakar.

"Sebagian wilayah yang terbakar itu tidak bisa diakses lewat darat. Tidak ada jalan menuju ke sana. Karena itu, kami sangat membutuhkan bantuan helikopter untuk pemadaman lewat udara. Saya sudah laporkan ini ke satgas," ungkapnya, Selasa (10/1).

Yulwiriati menjelaskan, pihaknya sangat berharap ada bantuan udara untuk pemadaman di hutan lindung Bukit Betabuh yang sebagian besar bertekstur tanah mineral, bukan gambut.

Saat ditanyakan bahwa Satgas Karhutla telah dibubarkan karena masa kerjanya telah selesai pada November 2016 lalu, Yulwiriati mengungkapkan laporannya ditujukan kepada Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman agar bisa diteruskan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa Riau sedang membutuhkan helikopter pemadaman.
Sebab, kendala tidak adanya akses darat dikhawatirkan bisa membuat kebakaran meluas.

"Nanti biar Pak Gubernur yang menyampaikan pada Bu Menteri bahwa kita butuh helikopter saat ini untuk pemadaman," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan atau koordinasi dari Dinas LHK terkait karhutla yang melanda hutan lindung Bukit Betabuh.

Edwar justru meminta Dinas LHK untuk memaksimalkan pemadaman lewat darat dengan mengerahkan tim Polisi Kehutanan dan Manggala Agni. Pasalnya, helikopter pemadaman telah ditarik oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seiring berakhirnya status siaga darurat karhutla di Riau.

"Kami minta maksimalkan dulu lah dengan tim darat. Sebab helikopter pemadam sudah tidak ada. Sesuai prediksi BMKG kemungkinan musim karhutla pada Maret nanti. Masak sekarang Januari sudah kita tetapkan langsung siaga darurat. Malu kita nanti," ungkap Edwar.

Dia menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh instansi terkait yaitu BPBD se-Riau, BMKG, termasuk, para Dandim dan Kapolsek untuk membahas rencana penanggulangan Karhutla di Riau. Pada rapat koordinasi itu akan didengarkan paparan dari BMKG kapan persisnya musim panas yang berpotensi karhutla akan melanda Riau.

"Untuk Bukit Betabuh, kami minta Dinas LHK maksimalkan dulu tim darat untuk pemadaman," ujarnya.

Sementara itu, BMKG Pekanbaru melalui satelit terra dan aqua mendeteksi sebanyak 15 titik panas di Sumatra. Jumlah titik panas terbanyak terpantau di Riau 9 titik, Sumatra Utara 3 titik, dan Sumatra Barat 3 titik.

Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan sebanyak 9 titik panas di Riau tersebar empat kabupaten yakni Rokan Hulu 3 titik, Rokan Hilir 3 titik, Siak 2 titik, dan Kepulauan Meranti 1 titik. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya