Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Tahun Ini, 1.601 Orang Jadi Korban Bencana di Bandung Barat

Depi Gunawan
29/12/2016 20:33
Tahun Ini, 1.601 Orang Jadi Korban Bencana di Bandung Barat
(ANTARA FOTO/Lucky R)

SEPANJANG tahun ini, telah terjadi 230 kejadian bencana di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dengan total korban mencapai 1.601 orang. Jumlah ini termasuk 11 orang korban cacat dan 4 orang korban tewas.

Dari 230 kejadian bencana ini, terdiri atas 143 longsor, 60 kebakaran, 15 puting beliung, 6 banjir bandang, dan 6 pergerakan tanah. Selain berdampak rusaknya lingkungan, bencana tersebut juga membuat 198 rumah mengalami rusak berat, 61 rumah rusak sedang, dan 172 rumah rusak ringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Dicky Maulana, mengatakan, daerah selatan yang paling sering terjadi bencana. Namun, dari seluruh bencana yang terjadi di Bandung Barat pada tahun ini, longsor di Jalan Kolonel Masturi ialah bencana satu-satunya yang merengut nyawa, yaitu 4 korban meninggal dunia.

"Bencana yang lain lebih kepada kerusakan alam dan lingkungan, yang didominasi di daerah selatan seperti di Cililin, Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu, sampai Rongga, termasuk juga Saguling," kata Dicky, Kamis (29/12).

Dia menuturkan, jumlah 230 kejadian bencana ini merupakan hasil rekapitulasi yang dihimpun dari awal tahun sampai akhir bulan ini. Termasuk di lima titik bencana yang ditetapkan status tanggap darurat.

Dicky menyebutkan, status tanggap darurat ditetapkan untuk bencana longsor di Jalan Kolonel Masturi (Desa Cikahuripan, Lembang), longsor di Kompleks Pemkab Bandung Barat (Desa Mekarsari, Ngamprah), longsor di Kampung Cibolang (Desa Kertawangi, Cisarua), serta pergerakan tanah di Kampung Cikatomas (Desa Citatah, Cipatat) dan Kampung Balekambang (Desa Cirawamekar, Cipatat).

"Semua status tanggap darurat itu sudah selesai. Yang terakhir ialah tanggap darurat di Cikatomas dan Balekambang, yang sama-sama berakhir pada 26 Desember kemarin. Tanggap darurat di kedua kampung itu sempat ditambahkan waktunya, karena bencananya memang cukup parah," terangnya.

Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Wawan Herawan, mengungkapkan, pihaknya melakukan assesment (penilaian) terhadap seluruh korban bencana dalam rangka pemberian bantuan dari pemerintah daerah. Namun begitu, dia tidak mau menyebutkan kriteria serta nominal bantuan yang diberikan.

Dia menerangkan, tiap rumah yang mengalami kerusakan itu harus jelas kerusakannya karena bencana apa, juga bencananya seperti apa karena bencana yang terjadi di Bandung Barat jenisnya bermacam-macam.

"Makanya harus dilakukan assesment. Ada bantuan hibah keuangan, itu sudah ada ketentuannya di peraturan bupati, jadi buat rumah rusak ringan dikasih berapa, rusak berat dikasih berapa. Namun untuk nilainya saya tidak hapal," jelas Wawan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya