Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Polisi Cari Detonator Bom Magelang

28/12/2016 05:50
Polisi Cari Detonator Bom Magelang
(ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

UPAYA menebar teror terus saja dilakukan para penghobi kekerasan. Di Magelang, Jawa Tengah, bom rakitan tanpa detonator ditemukan di tas wanita yang tergeletak di depan Apotek Perintis Farma, Jl Pahlawan No 83, dekat Pasar Tegalrejo, kemarin.

Tas berwarna cokelat muda itu awalnya ditemukan Muntolib, 26, petugas kebersihan, saat kondisi jalan masih sepi. Saat dibuka, tas itu berisi bungkusan dengan lakban hitam dan ada kertas putih. “Pas (tas) akan dibuka, teman saya bilang jangan dibuka dulu. Lapor dulu,” ujar Muntolib.

Ia melaporkan tas itu kepada ketua RT dan kepolisian setempat. Tidak lama kemudian, polisi mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan.

Wakil Kapolres Magelang Komisaris Heru Budiharjo mengatakan benda yang ditemukan di depan apotek tersebut berupa empat rangkaian yang terindikasi kuat bom rakitan. Rangkaian itu terdiri dari bahan peledak berupa serbuk hitam, sejumlah kabel, paralon plastik, paku besi, dan switcher yang seluruhnya dibungkus rapat menggunakan lakban.

“Isinya ada black powder, material paku besi di dalam paralon, baterai, switcher. Namun, yang kami belum temukan adalah detenatornya. Masih kami selidiki,” kata Heru.

Bom rakitan itu kemudian dibawa ke tim ahli penjinak bahan peledak Brimob Polda Jawa Tengah untuk diledakkan. Polisi juga terus memburu pelaku.

Di sisi lain, Kabag Penerangan Umum Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan terduga teroris di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, memiliki kaitan dengan kelompok Cigondewah, Bandung, yang digerebek pada 2013 silam. Abu Faiz dan kawan-kawan teradikalisasi dari salah satu terpidana teroris di Cigondewah yang kini ditahan di lembaga pemasyarakatan di Jawa Timur.

Menurut Martinus, Abu Faiz dan Abu Sovi yang tewas ditembak di keramba apung di Waduk Jatiluhur, Minggu (25/12), mengenal terpidana teroris tersebut. Polisi menduga dari situlah mereka didoktrin untuk melakukan aksi teror. Namun, belum diketahui apakah mereka secara intens berkunjung ke lembaga pemasyarakatan sehingga bisa terpapar paham radikal. “Ini (terpidana teroris Cigondewah) yang kemudian membuat sel baru. Anggotanya empat terduga teroris yang ditangkap di Jatiluhur.”

Dari hasil pemeriksaan terhadap Rijal dan Ivan yang ditangkap hidup-hidup, keduanya mengaku akan melakukan bom bunuh diri. Namun, sejauh ini rencana itu belum bisa dipastikan karena dalam penggeledahan tidak ditemukan bom atau bahan pembuat bom. (TS/Nic/BY/BU/JI/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya