Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEKUATAN gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya kemarin pukul 05.03 WIB sudah diprediksi sejak lama.
Menurut peneliti LIPI Danny Hilman, sejak 2010 pihaknya sudah mengetahui potensi gempa kemarin pagi tersebut. Bahkan, potensi gempa lebih besar bisa terjadi di kawasan tersebut mengingat di Aceh banyak terdapat jalur sesar aktif.
Sesar merupakan patahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.
Sesar aktif tergolong sumber gempa bumi kerak dangkal yang dapat dikenali keberadaannya.
“Intinya, guncangan gempa sudah masuk ke peta zonasi 2010,” kata Danny, kemarin.
Keberadaan sumber-sumber gempa di wilayah itu, lanjut Danny, sudah dipetakan. Namun, untuk mengetahui kapan gempa terjadi, Danny belum bisa memprediksinya.
“Gempa ini memberi dampak luar biasa karena berada di kedalaman yang dangkal. Selain Aceh, di Sumatra banyak terdapat sesar aktif,” ujar Danny.
Kepala Badan Geologi Ego Syahrial menambahkan gempa Pidie Jaya terjadi akibat pergerakan lempeng Hindia dan Eurasia. Selain itu, wilayah Aceh memang tergolong rawan gempa. Oleh karena itu, dia meminta warga Pidie Jaya selalu waspada pascagempa bumi berkekuatan 6,4 SR, kemarin. Hal tersebut penting karena diprediksi, gempa susulan masih akan terus terjadi meski kekuatannya lebih kecil.
“Memang tidak ada potensi tsunami karena pusat gempa tidak di laut. Akan tetapi, sudah pasti menimbulkan kerusakan bangunan. Dalam peta, Aceh ini berada di wilayah merah, banyak patahan. Masyarakat harus tetap menjaga kewaspadaan, ikuti instruksi BNPB,” ungkap Ego.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernadus Wisnu Widjadja mengaku jumlah korban jiwa akan terus bertambah jika berkaca pada kejadian gempa sebelumnya.
“Itu ciri khas dari gempa bumi, banyak kerusakan,” kata Wisnu seusai menghadiri peluncuran Peta Geologi di Bandung, kemarin.
Wisnu menyatakan gempa yang terjadi di darat memiliki dampak lebih besar terhadap kehidupan manusia. “Anda bayangkan skala 5 SR itu energinya sama dengan bom Hiroshima. Jadi, kalau skala 6 SR itu berarti berapa kali bom Hiroshima. Tingginya tingkat kerawanan gempa mengharuskan masyarakat mengenali bencana alam tersebut.”
Ego juga mengimbau warga Pidie agar tidak bermukim di lereng perbukitan karena rawan terdampak gempa. (BY/AT/AU/FU/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved