Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
JUMAT (2/12) malam, Safawi, tak bisa tidur. Entah kenapa warga Cimanggis, Depok ini sulit memejamkan mata. Keesokan harinya, dia dapat kabar putra kesayangannya, Safran menjadi salah satu penumpang pesawat SkyTruck M-28 Polri yang jatuh di perairan Kabupaten Lingga, sisi selatan Provinsi Kepulauan Riau.
"Sampai sekarang belum ada kabar. Saya tahunya dari televisi. Kemudian saudara yang di Palembang juga telepon, lihat ada nama anak saya di situ. Dari situ banyak yang nelpon nanya kabar Safran," ungkap Safawi saat ditemui di kediamannya di Perumahan Kelapa Dua Residence, Jalan Tugu Raya, Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok, Minggu (4/12).
Safawi tak kuasa menahan tangis ketika ia kembali teringat putra kesayangannya tersebut. "Orangnya disiplin, sangat disiplin,'' ujarnya lirih.
Ia mengungkapkan sebulan lalu adalah saat terakhir dirinya berjumpa dengan Safran. "Nggak ada firasat apa-apa, namun sehari sebelum itu saya nggak bisa tidur, nggak tahu bisa begitu. Semoga bisa ditemukan dengan selamat, saya minta doanya," ungkap Safawi.
Menurut cerita Safawi, sebelum ditugaskan ke Palembang, Safran sempat mengajak keluarganya jalan-jalan ke Malaysia. "Kalau ketemu, ngobrol jarang bicarakan pekerjaan, ngobrol ringan-ringan aja. Dia memang dari kecil itu disiplin, hobinya pramuka dan ngaji,' terangnya.
Lepas lulus SMA, lanjut Safawi, Safran sempat kuliah di ITB Bandung. Di Bandung, Safran tinggal bersama adik ayahnya. Selama di Bandung, Safran sering melatih fisiknya agar bugar. Tidak sampai selesai kuliah di ITB, Safran melanjutkan dan memilih pendidikannya di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug Banten.
" Dia masuk ke STPI tahun 1998. Dia sudah keliling Nusantara, paling sering ke Papua naik helikopter. Keberangkatanya dia yang kemarin ke Palembang, seperti pulang kampung. Pulang ke daerah asalnya," ucapnya kali ini diiringi isak tangis.
AKP Safran adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai polisi di Mako Brimob dan dua orang anak.
Rasa was-was dan khawatir juga dirasakan paman korban, Syaiful. Dia mengenal Safran sebagai sosok yang baik dan santun. "Kami terus berdoa semoga ada kabar baik," ucapnya.
Ia menambahkan terakhir bertemu Safran yakni dua minggu lalu. "Ketemu, ngobrol-ngobrol hangat, biasa aja, saya nggak ngerasa ada firasat apa-apa. Ketemu waktu acara pesta keluarga," tambahnya.
Dia mengatakan kepergian Safran ke Palembang karena ia akan ditugaskan di sana. " Rencana mau ke Polda Sumsel, sebelumnya dia tugas di Papua. Kemarin itu penerbangan dia dari Pondok Cabe," katanya.
Selain AKP Safran, terdapat 12 korban lain. Di antaranya AKP Budi Waluyo (Pilot), AKP Eka Barokah (pilot), AKP Tonce (pilot), Brigadir Joko Sujarwo (mekanik), Brigadir Mustofa (mekanik), AKP Abdul Munir (penumpang), Bripka Erwin (penumpang), Briptu Rizal (penumpang), Bripda Eri (penumpang), Brigadir Suwarno (penumpang), Bripda Andi Z. (penumpang), Brigadir Joko Sungatno (penumpang). OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved