Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pekerja Nonformal Ditingkatkan

(CS/Ant/N-3)
01/12/2016 03:30
Pekerja Nonformal Ditingkatkan
(ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

PEMERINTAH Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bertekad mengembangkan tenaga kerja nonformal melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengurangi pengangguran. Rencana itu akan diimplementasikan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) pemerintah setempat. Sekretaris Daerah Teddy Ruspendi Sutisna mengatakan sejumlah produk unggulan dari sektor nonformal seperti beras dengan merek Karawang, serta jamur dan beras organik saat ini cukup populer.

“Ada beberapa produk sudah kita tingkatkan untuk menjaga pekerja nonformal. Nantinya dinas teknis seperti dinas perindustrian dan perdagangan serta dinas koperasi akan membantu memasarkan,” ujar Teddy, Rabu (30/11). Menurut Teddy, anggaran yang disiapkan untuk tenaga kerja nonformal dalam RPJMD Karawang tidak terlalu besar. Upaya lainnya ialah membantu bidang teknologi bagi para pelaku UMKM.

“Caranya dengan memberikan bantuan pelatihan dan alat untuk mengemas produk agar menarik,” lanjutnya. Diakui Teddy, selama ini produk beras Karawang kalah pamor dari tetangganya, Cianjur. “Padahal Karawang itu pionirnya, tapi kita belum memiliki produk yang terkenal. Produk-produk Karawang ini akan kita kembangkan secara massal,” tegasnya. Teddy mengatakan pekerjaan nonformal salah satu yang paling prioritas mendapat perhatian Pemkab Karawang untuk menjaga perekonomian kerakyatan.

Dari Banten, Pemkab Lebak melindungi pelaku UKM untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kabid Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Restu, mengatakan perlindungan bagi pelaku UKM di antaranya dengan membangun plaza komoditas untuk menampung produk UKM tersebut. “Pertumbuhan UKM sangat membantu program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Pelaku UKM secara otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pertumbuhan ekonomi mikro di daerah,” kata Restu.

Menurutnya, saat ini produk-produk UKM lokal kalah bersaing dengan produk negara lain. Pelaku UKM hanya memiliki teknologi sederhana dan tenaga kerja berkualitas rendah. Pengamat ekonomi Sekolah Tinggi Agama Islam Wasilatul Fallah Rangkasbitung, Encep Khaerudin, menambahkan pemerintah harus mencegah kebangkrutan UKM dengan meningkatkan kualitas produksi. (CS/Ant/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya