Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Jumlah Warga Miskin di Jawa Tengah Turun, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Haryanto Mega
31/7/2025 13:04
Jumlah Warga Miskin di Jawa Tengah Turun, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
Warga menerima bantuan pangan di Jawa Tengah.(MI/Haryanto Mega)

WARGA miskin di Jawa Tengah turun 29,65 ribu orang menjadi 3,367 juta jiwa atau 9,48%. Jumlah ini menurun 0,10% poin dibanding September 2024 yang pada saat itu mencapai 9,58%. 

Menurut Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, sejumlah fenomena sosial turut menyumbang penurunan jumlah penduduk miskin di Jateng. 

Di antaranya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 tercatat 4,33%, turun bila dibandingkan dengan Agustus 2024 yang tercatat 4,78%. Dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari 2024, saat itu jumlahnya mencapai 4,39%. 

Disamping itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah bergerak positif 4,96%, pada triwulan I 2025 (YoY), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional 4,87%. Selain itu, inflasi pada Maret 2025 cenderung terjaga pada angka 0,75% dibanding September 2024 yang mencapai 1,57%. 

"Ternyata kemiskinan pada Maret 2025, Jawa Tengah mengalami penurunan. Yang sebelumnya tercatat 9,58% (3,40 juta jiwa) pada  September 2024, sekarang turun menjadi 9,48% pada Maret 2025. Jumlah penduduk miskinnya pada Maret 2025 tercatat sebesar 3,367 juta orang, turun 29,65 ribu orang dibanding pada September 2024," ujarnya. 

Terkait metode pengukuran, Endang menyebut, menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach. Dengan menggunakan pendekatan ini, sebuah kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Adapun, garis kemiskinan pada Maret 2025 sebesar Rp537.812 per kapita per bulan. 

Menurutnya, garis kemiskinan pada Maret 2025 naik 3,21%, dibanding September 2024 sebesar Rp521.093 per kapita per bulan. Adapun, disparitas kemiskinan perkotaan dan perkotaan semakin mengecil. Tercatat  tingkat kemiskinan pada Maret 2025 di perdesaan 9,92%. Sementara tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 9,10%. 

"Dibandingkan September 2024, Indeks Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan pada Maret 2025. Selain itu, ketimpangan pengeluaran diukur berdasar Gini Ratio, pada Maret 2025 tercatat 0,359, turun dibanding September 2025," ungkap Endang. (E-2).

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya