Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Generasi Muda Lembata Dorong Konservasi Laut untuk Lawan Krisis Iklim

Alexander P Taum
30/7/2025 15:09
Generasi Muda Lembata Dorong Konservasi Laut untuk Lawan Krisis Iklim
Lokakarya hasil pengambilan data awal (baseline) Proyek PANTAI pada Rabu, (30/7).(MI/Alexander P Taum)

WILAYAH pesisir seperti Lembata, Nusa Tenggra Timur lebih rentan terhadap dampak krisis iklim yang memperparah ketimpangan dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat setempat. 

Dalam upaya memperkuat ketangguhan masyarakat pesisir terhadap dampak krisis iklim, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama IUCN (International Union for Conservation of nature) yang di dukung Global EbA fund menyelenggarakan lokakarya hasil pengambilan data awal (baseline) Proyek PANTAI pada Rabu, (30/7), di Ballroom Olympic Hotel, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. 

Proyek PANTAI (Pengelolaan Adaptif untuk Tata Kelola Integratif) merupakan inisiatif konservasi ekosistem pesisir berbasis kearifan lokal yang memadukan pendekatan ekologis, sosial, dan budaya. 

“Muro adalah identitas ekologis dan budaya masyarakat Lembata. Melalui proyek PANTAI, kami ingin merevitalisasi praktik konservasi tradisional Muro, yakni sistem pengelolaan laut warisan leluhur masyarakat Lembata, yang secara turun-temurun digunakan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan kelestarian sumber daya laut. Tentunya kami juga ingin mendorong agar kaum muda memiliki peran penting dalam memimpin perubahan ini,” ujar PIA Manager, Plan Indonesia, Erlina Dangu.

Lokakarya ini akan memaparkan hasil temuan, capaian proyek, dan potensi perluasan kegiatan konservasi di wilayah pesisir lainnya. Selain itu, forum ini akan menjadi langkah awal pembentukan Forum Komunikasi Konservasi Pesisir Kabupaten Lembata sebagai wadah kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan ekosistem pesisir yang lebih berkelanjutan.

Melalui proyek ini, Plan Indonesia, Program Implementation Area (PIA) Lembata bersama Yayasan Bina Sejahtera Baru serta masyarakat dan pemangku kepentingan telah berupaya mengintegrasikan tradisi Muro ke dalam strategi adaptasi perubahan iklim.

Kegiatan baseline yang dilakukan antara Maret–Juni 2025 dengan melibatkan 270 responden dari lima desa di Kecamatan Ile Ape, menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko tsunami, abrasi, dan cuaca ekstrem, serta perlunya penguatan kapasitas lokal untuk menghadapinya.

Selain itu, melalui lokakarya ini, hasil pengambilan data awal Proyek PANTAI bisa diketahui oleh semua pemangku kepentingan baik di level desa, kecamatan dan kabupaten.

“Plan Indonesia berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum strategis yang mendorong sinergi antara masyarakat, tokoh adat, kaum muda, akademisi, dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga kelestarian laut demi kehidupan yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” jelas Erlina.

PROGRAM KONSERVASI LAUT
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dalam kesempatan itu menyampaikan keprihatinannya atas situasi lingkungan laut yang terus berubah karena dampak perubahan iklim dan juga akibat aktivitas manusia yang tak ramah lingkungan. "Ada tiga spesies laut yang mendesak untuk direvitalisasi yakni lamun, terumbu karang dan Mangrove," ujar Umar Hadi. 

Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lembata itu menjelaskan, pada rentang waktu 1993 hingga 2007, kondisi terumbu karang di Lembata sebanyak 15%. Namun pada 2024, terumbu karang di Lembata tersisa 5%. Bahkan ikan kupu-kupu spesies pembuat karang tersisa 1% saja. 

Ia menilai kerusakan ekosistem laut di Lembata berawal karena ulah masyarakat pesisir yang menangkap ikan dengan potasium. Kondisi ini diperparah perubahan iklim yang terus menerus terjadi. 

Umar mengapresiasi langkah langkah konservasi yang dilakukan LSM dan para pegiat lingkungan. Ia mendorong adanya replikasi program Muro hingga ke seluruh wilayah pesisir Lembata. (E-2). 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya