Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Para Veteran itu Kini Berjibaku Melawan Pemburu

Haufan Hasyim Salengke
27/11/2016 22:17
Para Veteran itu Kini Berjibaku Melawan Pemburu
(AFP/MUJAHID SAFODIEN)

DALAM kancah peperangan, Lynn Westover adalah seorang penembak jitu. Dia pernah bertempur di Afghanistan. Sedangkan rekannya, Damien Mander pernah berlatih bersama pasukan paramiliter di Irak. Sementara John pernah bekerja menyingkap infiltrasi kartel narkoba di Amerika Tengah.

Kini mereka purna tugas. Kendati demikian, ketiga veteran itu tidak kembali ke barak, melainkan 'berjibaku' melawan para pemburu badak.

Palagan tempur mereka sekarang adalah kawasan hutan di selatan Afrika, di mana kasus pembunuhan badak meningkat sehingga mengancam kelangsungan hidup spesies itu.

Tahun lalu saja, 1.200 badak terbunuh. Jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Menghadapi pembantaian tersebut, pihak konservasionis dan pemerintah setempat telah dibuat putus asa dalam mencari cara untuk melindungi hewan tersebut.

Banyak ide telah dicoba, termasuk mengerahkan pesawat nirawak (drone), anjing pelacak, citra satelit, analisis DNA, kamera tersembunyi, dan hingga memotong tanduk hewan tersebut sebelum pemburu bisa mengambilnya. Tapi, hasilnya nihil, pembunuhan tetap berlanjut.

Kini, para veteran militer dari Amerika Serikat, Australia, dan dari tempat lain dilibatkan untuk bertempur guna menyelamatkan badak.

"Hewan ini ditargetkan oleh orang-orang yang menggunakan senjata otomatis," ujar Damien, mantan anggota pasukan khusus Angkatan Laut Australia, kepada AFP.

"Anda tidak bisa datang ke masyarakat dan meminta mereka dengan baik untuk berhenti. Ini sebuah perang. Kami melawan sebuah perang di luar sana," kata dia.

Damien Mander, yang menghabiskan tiga tahun bertugas di Irak, adalah pendiri International Anti-Poaching Foundation, yang mendukung penjaga hutan antiperburuan melalui pelatihan dan mempromosikan ‘tindakan langsung’ untuk melindungi badak.

Sedangkan rekannya, Lynn memaksimalkan latar belakang militer yang ia miliki untuk memberikan kursus pelatihan dua hari kepada polisi hutan dan peternak lokal tentang cagar alam di provinsi utara Limpopo.

Ia mengajarkan berbagai instruksi, mulai dari cara melucuti pemburu hingga menganalisis jejak kaki, bahkan berkomunikasi dengan pilot helikopter.

Westover, 35, mengatakan tugas militernya di sejumlah negara telah memberinya pengalaman berharga untuk diteruskan.

"Saya masih melakukan jenis pekerjaan yang sama, tapi sekarang saya berubah dengan memberikan dampak baik untuk kebaikan yang lebih besar," kata pria asal Seattle, AS ini.

Dia kini bekerja untuk Vetpaw (Veterans Empowered to Protect African Wildlife), sebuah kelompok berbasis di New York yang membantu mantan prajurit untuk mengembangkan karier baru menggunakan keterampilan militer mereka.

Veteran lain yang menemukan tujuan baru di semak-semak Afrika Selatan adalah 'John' -nama samaran. Ia setuju bahwa mantan prajurit bisa membawa keterampilan yang unik untuk masalah perburuan.

"Perilaku pemburu, pengedar obat-obatan terlarang, atau teroris semuanya sama," ujarnya. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya