Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
SELAMA satu dekade terakhir (2006-2016) telah terjadi 453 kali gempa di wilayah Jogyakarta dan sekitarnya.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), I Nyoman Sukanta, dengan seringnya gempa kecil yang terjadi berarti energi yang tersimpan bisa terlepaskan.
"Yang harusnya diwaspadai kalau pernah terjadi gempa kemudian lama tidak terjadi gempa. Berarti banyak energi yang tersimpan," kata dia, di Jogyakarta, Sabtu (26/11)
Dengan banyaknya energi yang tersimpan, apabila terjadi gempa akan banyak pula energi yang dikeluarkan. "Gempa berkekuatan besar dan bisa berpotensi tsunami," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Nyoman juga menyampaikan, seluruh wilayah Pantai Selatan berisiko tsunami. Hal tersebut berdasarkan riwayat tsunami yang tercatat oleh BMKG.
Pada 1921, gempa dengan kekuatan 7,5 SR pernah terjadi yang menyebakan datangnya tsunami. Ketinggian tsunami bervariasi, antara setengah hingga 1,5 meter.
"Jangkauannya tergantung datarannya, kalau datar ya bisa sampai 3-4 kilometer dari bibir pantai," kata dia.
Menurut Nyoman, jika ada bukit, gundukan pasir, atau pohon bakau, energi tsunami dapat terhambat sehingga jangkauannya pun dapat turun.
"Walau cuma 0,5 m ketinggiannya, Kapal laut pun bisa hanyut oleh tsunami. Di laut kecepatannya bisa 800 km perjam," kata dia. Tsunami tidak datang sekali, tapi dua kali. Tsunami kedua lebih besar daripada tsunami pertama.
Seperti diketahui, sejak awal November 2016, memang telah terjadi sembilan kali aktivitas gempa bumi yang dirasakan di zona selatan Pulau Jawa dan dua gempa bumi di antaranya menimbulkan kerusakan, yaitu gempa di Pangalengan, Jawa Barat, 6 November 2016, dan gempa bumi Malang, Jawa Timur, pada 16 November 2016.
Namun, meningkatnya aktivitas gempa bumi akhir-akhir ini bukan merupakan indikasi akan terjadinya peristiwa gempa bumi besar.
"Aktivitas gempa bumi di zona selatan Jawa hingga saat ini masih tergolong wajar karena zona selatan Pulau Jawa memang berdekatan dengan subduksi lempeng aktif," ujar Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono,beberapa waktu lalu. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved