Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BENTROKAN terjadi di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (24/7) dini hari.
Bentrokan melibatkan dua kelompok massa yakni organisasi masyarakat (ormas) Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah (LS), yang menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS), dan pendukung dari Front Pembela Islam (FPI), yang hadir dalam rangka mengikuti pengajian yang menghadirkan tokoh tersebut.
Insiden yang bermula dari ketegangan verbal itu dengan cepat berubah menjadi bentrokan fisik. Lemparan batu, kayu, botol, hingga dugaan penggunaan senjata tajam mewarnai peristiwa tersebut. Beberapa potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan suasana kacau, dengan sejumlah orang tampak berlarian dan berteriak di tengah kerumunan.
Akibat peristiwa ini, sembilan orang dilarikan ke RSU Siaga Medika Pemalang. Delapan di antaranya menjalani rawat jalan, sedangkan satu orang lainnya masih dirawat intensif karena mengalami luka berat di bagian kepala.
Direktur RSU Siaga Medika, Ofi Dwiantoro, mengungkapkan bahwa sebagian besar korban mengalami luka akibat benda tumpul.
"Sebagian besar luka akibat lemparan batu, bukan senjata tajam. Yang dirawat jalan didominasi luka ringan di kepala dan lengan," ujar Ofi kepada sejumlah jurnalis.
Adapun korban luka berat berinisial S, 43, warga Wonosobo, dilaporkan mengalami penurunan kesadaran. Dari hasil pemeriksaan medis, S mengalami luka di sembilan titik pada bagian kepala. Belum ditemukan luka di bagian tubuh lainnya.
"Diduga akibat hantaman benda tumpul. Kondisi korban masih gelisah dan belum stabil. Kami terus lakukan pemantauan dan penanganan lanjutan," terang Ofi.
Dari data sementara yang dihimpun, dua dari delapan korban luka ringan yang menjalani rawat jalan merupakan anggota kepolisian. Namun belum ada penjelasan rinci apakah mereka terluka saat melakukan pengamanan atau berada di lokasi sebagai bagian dari pihak yang bertikai.
Sementara itu, Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, membenarkan adanya korban luka-luka dalam insiden tersebut. Ia menyebut bahwa jumlah korban masih dalam proses pendataan.
"Jumlah korban belum pasti, tapi sementara masih lima orang yang alami luka-luka," ujar Anom.
Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kronologi maupun siapa pihak yang diduga memulai bentrokan. Upaya mediasi antarkelompok juga belum terlihat, sementara eskalasi emosi di media sosial masih terus berlangsung. (JI/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved