Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jalan Bandung-Cirebon Ambles

(EM/BU/BB/WJ/ES/TS/YK/N-2)
07/10/2016 02:20
Jalan Bandung-Cirebon Ambles
(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

JALAN utama penghubung Ban­dung-Cirebon, Jawa Barat, ambles sepanjang 50 meter di Desa Bugel, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sume­dang, Kamis (6/10). Tanah ambles mencapai 30 sentimeter sehingga tidak banyak kendaraan yang berani meneruskan perjalanan. Kejadian itu diduga disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Air hujan membuat tanah bergerak sehingga saat dilewati kendaraan, jalan beraspal itu ambles.

“Suara gemuruh menyertai saat tanah ambles. Beruntung karena saat itu tidak ada kendaraan yang melintas,” papar Wawan Sopwan, 56, warga. Perbaikan langsung dilakukan dengan cara menimbun jalur yang tanahnya turun itu. Sejumlah kendaraan sudah bisa lewat meski terbatas.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus menambahkan, akibat kejadian itu, kendaraan dari Bandung dan Sumedang yang akan menuju Cirebon terpaksa dialihkan ke Tol Cikampek-Palimanan. “Kemacetan masih terjadi di Tomo karena jalan yang ambles belum bisa dilalui kendaraan roda empat.”

Tanah ambles juga terjadi TPU Taman Bahagia, di Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penyebabnya diduga sama, yakni intensitas curah hujan yang tinggi. “Ada satu makam yang tergerus. Jenazahnya ikut terbawa longsor. Akan tetapi, kami sudah memakamkannya lagi,” papar Enjang Sujana, 62, pengurus TPU. Pemkab Wonogiri, Jawa Tengah, juga mewaspadai kejadian bencana tanah longsor di wilayah perbukitan akibat hujan deras. Dinas pengairan sudah memasang peranti peringatan dini di wilayah rawan tersebut.

“Peranti itu sudah dipasang di Desa Sendang. Kami juga terus berkoordinasi dengan pengawas lapangan untuk mengantisipasi kejadian tanah longsor,” ungkap Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto. Ada tiga lokasi rawan tanah longsor di dua kecamatan, yakni Purwatoro dan Sidoharjo. Di Jombang, Jawa Timur, 10 dari 21 kecamatan ditetapkan sebagai kawasan terdampak siaga banjir dan longsor. Empat kecamatan rawan longsor dan enam kecamatan rawan banjir.

“Untuk meminimalisasi kejadian bencana, kami sudah memasang alat deteksi dini longsor. Selain itu, posko bencana sudah dioperasikan di 10 kecamatan itu,” papar Kepala BPBD Jombang Nur Huda. Di sisi lain, BPBD Magelang, Jawa Tengah, meminta warga tidak banyak beraktivitas di dekat sungai. Warga di Lamongan, Jawa Timur, meminta pemerintah segera memperbaiki tanggul Kali Plalangan yang jebol. (EM/BU/BB/WJ/ES/TS/YK/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya