Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Cuaca Buruk Nelayan Istirahat

(MY/RS/DW/N-3)
06/10/2016 02:30
Cuaca Buruk Nelayan Istirahat
(ANTARA FOTO/Rahmad)

GELOMBANG laut tinggi masih mengancam sejumlah perairan di Indonesia. Seperti di Bengkulu, ratusan nelayan di tujuh kabupaten/kota berhenti melaut sejak tiga hari terakhir karena gelombang laut mencapai 4 meter. Gelombang laut tinggi terjadi di Samudra Hindia dan perairan Bengkulu yang membahayakan pelayaran kapal dari Bengkulu ke Pulau Enggano.
Hamdani, 42, nelayan dari Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu, mengatakan sudah dua hari ini ratusan nelayan tidak mencari ikan. "Kami sekarang cuma memperbaiki jaring, alat tangkap ikan, dan memperbaiki kapal jika ada kebocoran," ujarnya. Dari Jembrana, Bali, abrasi di pesisir Pantai Delodberawah kian parah.
Akibatnya, tembok keliling pura, beserta salah satu bangunan suci yang berada di tepi pantai ambrol. Ketut Budi, warga setempat, mengatakan gelombang pasang terus terjadi sejak beberapa pekan. "Tadinya posisi salah satu pelinggih (bangunan suci) yang ada di pura sudah menggantung, akhirnya ambrol terkena abrasi," ujarnya. Bendesa Adat Desa Delodberawah, I Nyoman Narya, mengatakan pura yang terdampak abrasi itu sudah dibangun secara swadaya sejak puluhan tahun lalu. Dampak abrasi yang paling parah terjadi di sisi timur pantai yang terdapat kolam renang dan tempat melasti. Ketut menambahkan bila abrasi tidak segera ditangani, gelombang laut yang besar bisa menggerus lahan pribadi, termasuk areal kuburan di utara jalan. Abrasi juga melanda pesisir Pantai Ketapang Lampu, Desa Pengambengan.

Sejumlah warga yang rumahnya berada di lokasi itu waswas akan ambrol akibat abrasi. Sementara itu, di Palembang, Sumatra Selatan, cuaca ekstrem sedang melanda wilayah itu. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Kenten Palembang, Indra Purna mengatakan cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat disertai angin kencang secara tiba-tiba. Cuaca ekstrem terjadi di hampir sebagian besar wilayah Sumatra Selatan.
"Ini biasa terjadi saat peralih-an antara musim hujan dan kemarau," ujarnya. Khusus untuk wilayah Musi Rawas dan Musi Rawas Utara kekuatan angin diperkirakan mencapai 30 knot. Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan telah menyiagakan tim dari BPBD dan pemadam kebakaran untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya